Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/07/2013, 14:45 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis

KOMPAS.com – Perempuan berbelanja sepertinya sudah terdengar biasa. Apa sale atau pun tidak, mereka bisa menyempatkan diri untuk shopping. Beda dengan kaum pria, yang biasanya hanya akan berbelanja pakaian atau kebutuhan fashion lain jika memang barang miliknya sudah rusak atau usang.

Tetapi ada yang berbeda dengan pagelaran Midnight Spectaculer yang diadakan mal Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (27/7/2013) lalu. Jika department store yang menawarkan diskon khusus seperti Sogo terlihat seperti hari-hari biasa, tidak begitu dengan toko Giorgio Agnelli. Toko yang menawarkan beragam aksesori pria seperti dompet, tas, dan ikat pinggang tersebut tampak dijubeli kaum pria.

Selain aksesori seperti dompet dan ikat pinggang, gerai sepatu pria juga dipadati oleh kaum pria yang ingin mendapatkan benda idaman dengan harga miring. Baik counter sepatu pria di Sogo maupun tenant-tenant merek tertentu juga dipadati pengunjung pria. Di counter-counter khusus wanita, antuasiasme pengunjung ternyata tidak sepadat di counter khusus pria.

Hal ini cukup mengherankan, karena pria umumnya dikenal tidak suka belanja. Bagi mereka, ada hal-hal lain yang lebih baik dilakukan ketimbang belanja. Tentu, mereka tahu tentang barang-barang branded atau gadget terkini, karena mereka rajin membaca majalah atau browsing internet. Banyak dari barang-barang tersebut yang harganya tidak terjangkau, tapi bagi mereka tak ada salahnya untuk sekadar tahu kan?

Tetapi apa yang kita ketahui tentang kebiasaan pria shopping ini ternyata tidak seluruhnya benar.

“Kesalahpahaman terbesar itu adalah bahwa pria tidak suka belanja," papar Danielle Pinnington, pendiri perusahaan riset para pembelanja, Shoppercentric. Perusahaan ini telah mengadakan riset secara ekstensif mengenai kebiasaan pria berbelanja. "Mereka suka kok, membeli sesuatu. Yang tidak mereka sukai adalah prosesnya. Itu perbedaan kecil yang besar pengaruhnya."

Pria suka belanja, selama prosesnya gampang, dan cepat. Mereka tak suka jika ada terlalu banyak pilihan. Mereka juga tak suka mencoba berbagai macam kemeja, celana, atau sepatu, dan akhirnya tidak ada satu pun yang dibeli. Pria selalu menetapkan budget, dan berpegang pada budget tersebut saat berbelanja. Jika sudah cocok, mereka bisa membeli barang yang sama berulang kali.

Riset dari firma Nunwood juga mengemukakan bahwa ketika berbelanja, pria akan membeli barang yang mahal sekalian. Keputusan belanja mereka seringkali tak terpengaruh ketidakpastian ekonomi, karena toh mereka jarang berbelanja. Mereka juga makin terbiasa dengan kegiatan tawar-menawar.

Perubahan demografis juga memengaruhi kemampuan pria berbelanja. Craig Ryder dari Nunwood mengatakan bahwa pria saat ini cenderung melajang lebih lama. Pria muda yang gemar belanja tidak lagi terpaku pada stereotip mengenai pria dan kebiasaan belanja.

"Tampaknya pria-pria muda khususnya mulai menunjukkan kebiasaan berbelanja yang lebih perempuan. Mereka memandangnya lebih menyenangkan dan lebih terbuka bahwa mereka terhibur (dengan berbelanja)," papar Pinnington.

Dalam riset yang pernah digelar Shoppercentric, hampir seperempat dari mereka yang berusia 18-24 tahun sepakat bahwa mereka suka menjadikan shopping sebagai momen bersosialisasi dengan teman-teman. Generasi milenial (mereka yang lahir di tahun 80-an), seperti disebut Nunwood, juga lebih terikat dengan keseluruhan pengalaman belanja.

"Mereka lebih mengerti brand-brand yang mereka pakai, dan gadget yang mereka miliki," ujar Ryder. "Begitu Anda membicarakan generasi milenial, perbedaan antara pria dan wanita menjadi makin berkurang daripada sebelumnya."

Bagaimana dengan pasangan Anda, apakah ia telah menunjukkan gejala yang serupa?

(Sumber: Retail Week)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com