Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Ini Tak Pernah Puas dengan Payudaranya

Kompas.com - 30/07/2013, 22:57 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

Sumber Dailymail
KOMPAS.com - Sebagian perempuan mungkin beranggapan bahwa mereka akan semakin cantik jika memiliki payudara yang berukuran besar. Salah satu perempuan ini adalah Josie Cunningham.

Ibu dua anak ini mengaku menjalani operasi pembesaran payudara dari ukuran 32 A menjadi 36 DD. Isunya, operasi pembesaran payudara ini dibiayai oleh NHS (National Health Service).  Semua kegiatan sosial NHS, yang merupakan bagian dari badan usaha pemerintah, dibiayai dari pajak.

Inilah yang lantas dipermasalahkan oleh masyarakat. Apakah uang mereka layak digunakan untuk membiayai operasi estetika seperti pembesaran payudara? Namun yang membuat masyarakat lebih geram lagi, lima bulan setelah operasi pembesaran, dengan santai Josie mengumumkan bahwa ia ingin mengembalikan payudaranya ke ukuran semula.

"Saya sangat layak untuk mendapatkan operasi kembali. Awalnya saya akui memang terlalu terburu-buru untuk minta membesarkan payudara sampai 36DD. Tapi sekarang saya merasa sangat tidak percaya diri," sesalnya.

Perempuan yang tinggal di Leeds ini mengaku bahwa setelah payudaranya diperbesar, ia mengalami banyak celaan. Ia diolok-olok dengan panggilan "gadis berpayudara besar dari NHS". Ia ingin mengembalikannya ke ukuran semula dengan alasan payudaranya yang terlalu besar itu telah menarik publisitas negatif terhadap dirinya.

Para kritikus maupun anggota masyarakat lainnya berpendapat bahwa seharusnya uang NHS digunakan untuk membantu masyarakat dengan kasus kesehatan yang jauh lebih layak. Operasi pertama implan payudara ini saja telah menghabiskan dana Rp 78 juta. Sedangkan operasi pengembalian ukuran payudara ini diperkirakan menghabiskan dana Rp 25 juta.

Dibanding kasus pembesaran payudara Josie, banyak orang di lingkungan rumahnya di Leeds dianggap lebih layak menerima bantuan NHS. Beberapa mil dari rumah Josie, ditemukan Oliver Dockerty, anak yang menderita cerebral palsy (lumpuh otak). Sayangnya, NHS menolak permintaan Oliver untuk membiayai operasinya agar ia bisa beraktivitas lagi.

Mendengar hal ini, masyarakat yang marah telah membuat sebuah petisi online yang menuntut Josie membayar uang yang dihabiskan untuk operasinya kepada negara.

"Saya punya hak untuk menuntut operasi lagi. Saya sudah membayar pajak sejak usia 15 tahun, termasuk orangtua saya. Dan kasus saya ini bukan hanya tentang perubahan kosmetik, tapi juga tentang ketenangan pikiran saya," kilahnya.

Alasan mengajukan operasi
Apa sih alasan yang membuat Josie berpikir untuk meminta operasi pembesaran payudara? Josie mengaku bahwa saat memiliki payudara kecil, ia selalu diejek oleh teman-temannya sehingga ia merasa tertekan dan terganggu emosinya.

Meski tomboi, namun di usia 8-9 tahun Josie bermimpi menjadi model. Pada usia 13 tahun, ia mulai sering menerima ejekan, seperti si dada rata, man of the match, sampai alas setrika. Akhirnya ia pun meninggalkan sekolah pada usia 16 tahun, dan berkonsultasi ke dokter untuk  mempertanyakan mengapa payudaranya tak tumbuh besar seperti perempuan lainnya.

Ia mengaku bahwa payudaranya juga tak semakin besar sekalipun ia sudah menikah dan memiliki anak. "Dua kehamilan saya tidak membuat payudara saya jadi lebih besar, dan ini membuat saya tidak bisa menyusui," sesal perempuan yang pernah bergabung dengan Angkatan Laut Inggris ini.

Payudara yang kecil menurut Josie sangat mengganggu hubungannya dengan pasangan. Ia tidak ingin pasangannya melihat tubuhnya tanpa busana, karena tak percaya diri. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya masalah rumah tangga dan membuatnya bercerai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com