Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2013, 15:11 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis

KOMPAS.com - Status "janda" bukanlah sesuatu yang diharapkan kaum perempuan. Bagaimana pun, hidup tanpa pendamping bukan perkara yang mudah. Terlebih lagi dengan pandangan negatif masyarakat Indonesia tentang status janda. Padahal, seorang janda harus menjalani peran ganda sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai pencari nafkah utama.

Menurut psikolog Tika Bisono, ada beberapa tipe janda. Janda usia 20 tahunan, 30 tahunan, dan di atas 40 tahunan. Janda di bawah usia 40 tahun terutama masih memiliki kesempatan untuk mempunyai pasangan lagi dan berbagi beban hidup bersama.

"Sebenarnya status janda zaman sekarang tidak lagi menjadi sesuatu yang ditakuti karena banyak perempuan yang bisa survive sendiri. Kalau zaman dulu status janda masih (dianggap) memalukan," tutur Tika, saat acara Dompet Dhuafa di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta, Rabu (31/7/2013) lalu.

Kebutuhan hidup yang makin meningkat juga membuat kaum perempuan yang berstatus janda berat untuk mencari nafkah sendiri. Apalagi jika kemudian banyak anggota keluarga yang harus dinafkahi. Contohnya Laila Sari, penyanyi dan pemain film yang telah menjanda sejak berusia 40 tahunan.

"Saya hidup dengan anak-anak, cucu, dan buyut. Saya bahagia bisa menghidupi mereka meski enggak ada siapa-siapa. Saya masih menyumbangkan suara untuk menghidupi keluarga," papar perempuan yang kini berusia 70 tahunan ini.

Laila optimis tetap dapat bekerja dan menghidupi anak-anaknya. Ia mengaku tidak terpikir untuk memiliki pasangan lagi, walau banyak yang mendekatinya setelah hidup sendiri.

"Banyak yang mendekati saya, tapi usianya lebih muda semua. Karena saat itu saya sudah tua, buat apa sih anak muda? Maaf bukannya apa, saya harus tau diri, itu ukuran anak saya, bukan jadi suami saya. Brondong atau bukan saya lebih senang hidup sendiri, dan kasih yang terbaik buat anak-anak saya," ungkapnya.

Menjadi janda memang sangat berat, namun Tika Bisono mengharapkan kaum perempuan tidak terlena dengan status janda dhuafa. Selama masih diberikan kesehatan dan kemampuan bekerja, sebaiknya masih dapat melakukan sesuatu yang bisa menghasilkan uang dengan keahlian yang dimiliki.

"Jangan terlalu terlena dengan bantuan yang diberikan, mulailah untuk bekerja jika masih mampu. Dan naikkan status harga diri dengan beralih menjadi pendonatur kelaknya," katanya.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap para janda miskin, Dompet Dhuafa memberikan hadiah berupa santunan dan bingkisan Lebaran kepada 1.000 janda di Jabodetabek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com