Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2013, 22:44 WIB
Rahman Indra

Penulis

Sumber Sofeminine

KOMPAS.com - Banyak dari pasangan baru menikah berpikir bahwa mereka akan segera mendapat momongan begitu melewati malam pertama. Namun, kenyataannya ternyata tidak demikian. Beberapa pasangan malah tidak juga mengalami kehamilan meski sudah bertahun-tahun menikah.

Banyak faktor tentunya yang menjadi penyebab, namun salah satu yang paling menentukan adalah kualitas sperma pria. Stephen Gordon, konsultan urologi dan Russel Davis, ahli hipnoterapi, memberi sejumlah masukan bagaimana meningkatkan kesuburan dan kualitas sperma pada pria.

Pertama, masalah suhu atau temperatur. Penis semestinya tidak boleh berada dalam temperatur yang terlalu tinggi. Produksi sperma bisa menurun jika ini terus terjadi. Dianjurkan untuk tidak membuat penis di atas suhu 37 derajat Celcius.

Menurut Russel, ada baiknya selalu menjaga suhu minimum dan sesejuk mungkin. Ini artinya, pria sebaiknya tidak mengenakan celana dalam yang terlalu ketat, berendam di jacuzzi, sauna, atau berendam dalam air hangat dalam waktu yang lama. Stephen mengatakan, pria suka berlama-lama di bak mandi hangat untuk membuat mereka relaks, namun tidak memerhatikan efek buruknya dalam kualitas sperma.

Dalam proses kehamilan, ada baiknya pria juga tidak mengendarai sepeda dengan jarak jauh, dan beri saran agar si dia tidak mengantongi ponsel di kantong celana bagian depan.

Kedua, perhatikan apa yang dikonsumsi. Siapa bilang diet hanya untuk wanita, memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh pasangan juga menentukan. Menurut Stephen, makanan yang dikonsumsi oleh seseorang akan berpengaruh besar pada tubuh, termasuk sperma buat pria. Disarankan untuk konsumsi jus buah delima atau sumber antioksidan lain untuk meningkatkan kualitas sperma.

Russel menekankan, memberi perhatian pada apa yang dikonsumsi membuat tubuh lebih fit, begitu juga sperma. Makanan seperti gorengan dan makanan cepat saji sebaiknya segera dihindari.

Faktor ketiga, gaya hidup. Merokok, minum alkohol, dan konsumsi obat-obatan juga akan membuat kualitas sperma terganggu. Jika ingin meningkatkan fertilitas, pria harus menghindari dan menahan diri dari kebiasaan-kebiasaan tersebut.

Kaum pria bisa jadi tidak menyadari, bahwa merokok dapat merusak dan menurunkan kualitas sperma. Untuk bertumbuh menjadi matang, sperma butuh waktu 60 - 70 hari dalam testis. Ketika lingkungan sekitarnya tidak mendukung, maka ia akan mengalami kerusakan.

Mengurangi kebiasaan di atas bisa jadi akan mengurangi potensi rusaknya sperma. Satu atau dua gelas bir tak masalah, namun kalau sudah peminum berat akan lain cerita. Lebih baik hindari dan memulai gaya hidup sehat.

Keempat, berolahraga. Tubuh yang fit dan sehat luar dalam akan membuat kualitas sperma menjadi lebih baik. Si dia tak perlu ke gym setiap hari, tapi bagaimana mengatur waktu agar bisa setidaknya 20 menit latihan rutin dalam sehari, minimal tiga kali seminggu. Jika sudah demikian, tinggal ditambahi dengan suplemen.

Stephen menyarankan untuk tidak mengonsumsi suplemen testosteron atau yang berjenis steroid karena tidak baik untuk produksi sperma. Sebagai gantinya, konsumsilah suplemen yang mengandung protein.

Hindari stres. Faktor kelima ini lebih pada bagaimana pria bisa mengatasi stres dan yang menjadi beban pikirannya. Dengan hidup tanpa stres, kualitas sperma makin baik. Russel mengatakan, hipotalamus dalam otak akan turut mengontrol hormon, termasuk hormon stres dan hormon fertilitas.

Pria semestinya bisa menyiasati untuk hidup jauh dari stres. Sederhananya, dalam keadaan tertekan dan banyak pikiran, biasanya susah ereksi dan menikmati orgasme, begitu juga yang dialami sperma. Beberapa cara alternatif bisa dicoba, seperti akupunktur dan reflexology supaya lebih relaks dan tidak stres.

Yang keenam, jangan berhubungan seks berlebihan. Banyak pasangan menyangka, jika ingin hamil harus sering melakukan hubungan seks. Padahal menurut Stephen, sperma akan hidup dalam tubuh wanita selama 24 jam, dan bisa jadi lebih lama. Setelah satu kali ejakulasi, dalam 24 jam, maka kualitas sperma yang berikutnya tidak sebagus yang pertama.

Melakukan hubunan seks yang tepat, tubuh fit, dan sperma bagus akan sangat turut menentukan kehamilan. Jadi ketika perempuan memahami siklus ovulasinya, pria memahami kapan kualitas spermanya dalam keadaan bagus.

Terakhir, tetap berpikir positif. Jika memang sudah berusaha keras dan belum mendapatkan hasil, tetaplah berpikir positif. Beberapa pria memang ada yang mengalami masalah dengan kualitas spermanya. Ada baiknya memahami dan mencoba berbagai cara yang ditawarkan dalam teknologi kedokteran untuk mengatasi masalah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sofeminine
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com