Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2013, 23:47 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com - Makanan kecil yang gurih atau manis di sela-sela makan besar memang bisa "memuaskan" lidah. Sayangnya, kebanyakan orang tak bisa berhenti ngemil saking enaknya.

"Ngemil boleh saja, karena bisa jadi momen refreshing yang menyenangkan. Selain itu, nafsu makan pun jadi terpuaskan. Hanya saja, perhatikan makanan yang masuk dan jumlahnya," saran dr Rifan Fauzie, SpA, dokter spesialis anak, saat peluncuran produk minuman di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Ia menambahkan, terlalu banyak camilan tak sehat ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan Anda dan anak-anak. Misalnya, mengganggu pertumbuhan anak, status gizi tak seimbang, obesitas, serangan jantung, kolesterol, dan lain-lainnya.

Agar kebiasaan ngemil tidak membuat tubuh jadi melar, dr Rifan memberi beberapa triknya.

1. Pilih waktu yang tepat
Sama seperti waktu makan besar, ngemil juga harus ditentukan waktunya. "Hindari ngemil di saat mendekati waktu makan besar (siang atau malam)," sarannya. Ngemil mendekati waktu makan akan membuat Anda merasa terlalu kenyang saat harus makan besar.

Mungkin sebagian perempuan menganggap ini adalah hal yang baik, karena bisa sekalian untuk diet tak makan nasi. Hmm... coba pikir-pikir lagi. Bandingkan kalori camilan yang sudah masuk ke dalam tubuh dengan makanan utama. Kalori camilan biasanya lebih tinggi (terutama camilan yang digoreng, berlemak, dan lainnya).

Lagipula dengan ngemil, tubuh tidak akan mendapat asupan gizi yang dibutuhkan. "Fungsi camilan itu hanya sebagai pelengkap, bukan pengganti makan besar," jelasnya.

2. Batasi jumlahnya
Agar tubuh tetap sehat, status gizi seimbang, dan tetap langsing, batasi jumlah camilan yang masuk ke dalam tubuh. Camilan biasanya dimakan bukan karena Anda sedang lapar, tapi karena ingin, alias "lapar mata". Tak ada larangan untuk ngemil, namun makan saja secukupnya.

3. Pilih jenis makanan
Ketika menyebut camilan, yang langsung terlintas di pikiran adalah gorengan, biskuit, puding, es krim, kue kering, atau kentang goreng. Kalau ingin tetap langsing dan sehat tapi tetap bisa ngemil, sebaiknya kurangi jenis camilan seperti ini.

"Pilih camilan yang sehat, misalnya yang rendah lemak, gula, dan punya banyak gizi. Sebaiknya kombinasikan dengan konsumsi sayur dan buah," sarannya.

4. Tentukan frekuensi
Berapa kali sih sebenarnya frekuensi ngemil masih dikatakan baik? Dr Rifan mengungkapkan bahwa frekuensi ngemil seharusnya tidak melebihi frekuensi makan utama. Karena makan utama idealnya dilakukan tiga kali sehari (pagi, siang, dan malam) maka ngemil bisa dilakukan maksimal 2-3 kali di sela-sela waktu makan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com