Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2013, 15:40 WIB
Rahman Indra

Penulis

KOMPAS.comHidung memang mesti diakui menjadi bagian dari faktor T di wajah yang menentukan seseorang tampak menarik atau sebaliknya. Tak heran jika sejumlah dokter spesialis kulit dan kecantikan menuturkan kalau beberapa pasien yang datang ke klinik mereka banyak yang ingin memancungkan hidungnya.
 
Ungkapan itu disampaikan Dr Silfia Betty dari klinik Miracle, Nanang Masrani, Dipl. AAAM dari klinik Gloskin, dan dr Olivia Ong, spesialis anti aging saat ditemui di sela-sela media gathering bersama Restylane Indonesia, di Penang Bistro, Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (28/8/2013) lalu. 
 
"Dari beberapa yang datang, saya kerap dimintai untuk nose augmentation, supaya hidung mereka tampak lebih mancung," ujar Dr Silfia. 
 
Selain hidung, injeksi filler sendiri sebenarnya bisa digunakan untuk pengisian di bagian wajah yang lain, seperti bawah mata, pipi, garis wajah, dagu, atau bibir. Tingginya permintaan akan bagian hidung disebut Silfia kemungkinan karena sebagian besar masyarakat Indonesia masih melihat yang mancung lebih menarik. 
 
Nanang mengatakan hal yang sama. Beberapa pasien yang datang dan berkonsultasi dengannya, kerap meminta untuk injeksi filler bagian hidung. Suatu kali, dia pernah menangani pasien yang hidungnya agak bengkok ke kiri. Setelah diinjeksi filler, hidungnya kembali terisi dan membentuk wajah dengan proporsional. 
 
"Untuk tujuan estetik, jika berkaitan dengan filler, sepertinya masih banyak yang memberi perhatian pada hidung," tambah dia. 
 
Dr Olivia Ong yang berpraktek di klinik miliknya di jalan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, juga menjawab serupa. Dari beberapa pilihan injeksi filler, mayoritas pasiennya juga ingin punya hidung yang mancung.

Namun, bukan berarti semua keinginan pasien dia turuti. Biasanya Olivia lebih mengedepankan konsultasi dan sharing, jika pasien benar-benar membutuhkan injeksi filler di bagian hidung maka treatment akan dilanjutkan. Jika tidak, dan dinilai sudah proporsional, maka dianjurkan untuk tidak melakukannya.

 
"Selain hidung, filler yang juga banyak diminati untuk mengisi bagian bawah mata," tambahnya. 
 
Ditegaskan Olivia, permintaan akan injeksi filler dengan bahan asam hialuronik cukup tinggi, terutama di kalangan perempuan di usia 30 atau 40 tahun. Karena seiring bertambah usia, biasanya elastisitas kulit di wajah juga mengalami penurunan. 
 
Dalam bincang-bincang tersebut, Restylane Indonesia juga merilis filler untuk pengisian bibir berbahan Lidocaine yang pada Senin (26/8/2013) lalu telah mendapat izin resmi dari departemen kesehatan. Produk khusus ini akan membuat pengisian atau injeksi filler untuk bagian bibir menjadi lebih mudah. 
 
"Selain membentuk bibir, filler ini juga membuat bibir lebih kenyal dan sehat," ujar Dr Silfia, yang mengaku pernah mencobanya sewaktu di Hongkong. 
 
Untuk bibir orang Asia, kata dia, biasanya berbentuk tebal dan banyak rongga. Karena itu, pengisian biasanya lebih banyak dibanding mereka yang berbibir tipis, antara 0,5 sampai 2 ml. Berbeda dengan injeksi filler di hidung yang mungkin bertahan sampai enam bulan, pengisian di bagian bibir berumur lebih pendek, paling lama empat bulan tergantung gaya hidup dan perawatan. 
 
Dengan perkembangan teknologi dan makin populernya treatment estetik, prosedur seperti botox dan filler sepertinya sudah tidak dianggap hal yang tabu dan baru lagi. Asalkan dilakukan dengan dokter dan praktisi yang tepat, serta menggunakan bahan alami, prosedur tersebut masih aman dijalani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com