Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2013, 13:38 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis

KOMPAS.com – Seiring bertambahnya usia, rambut akan mengalami penipisan. Meski begitu kondisi tersebut bisa kita cegah dengan perawatan rambut yang tepat.

Untuk mengetahui proses kerontokan rambut, sebelumnya kita perlu memahami tiga siklus kehidupan rambut.

Siklus hidup rambut terjadi di folikel rambut (kantung tempat akar helai rambut tumbuh) yang menjadi pusat utama produksi rambut yang dikendalikan oleh lapisan teratas kulit kepala. Siklus hidup rambut dibagi menjadi tiga fase, yakni fase tumbuh (anagen phase, selama rata-rata 3-5 tahun), fase stabilisasi (catagen phase, selama 2-3 minggu), dan fase rontok (telogen phase, setelah 3-4 bulan).

“Rata-rata kita memiliki 100 ribu helai rambut, tetapi meski usia bertambah masih bisa memperoleh ribuan helai rambut baru,” jelas Caroline Dery, Group Product Manager Kerastase Paris dalam acara peluncuran DENSIFIQUE di Jakarta, Kamis (12/9/13).

Setelah rambut rontok, di antara dua siklus hidup, rambut akan mengalami fase kemunduran (dormant phase). Nah, selama fase kemunduran tersebut, folikel rambut berhenti beraktivitas dan tetap kosong tanpa adanya rambut baru yang tumbuh.

“Fase kemunduran dapat berlangsung selama 2-12 bulan sebelum folikel rambut memasuki siklus hidup yang baru,” tambahnya.

Maka dari itu, untuk merangsang kembali bangkitnya aktivitas folikel rambut pada fase kemunduran dibutuhkan peran sel punca (stem cell) untuk memproduksi helai rambut baru.

Sel punca itu sendiri merupakan sel yang mempunyai kemampuan menjadi sel lain, ia adalah sel murni yang sudah ada di dalam tubuh manusia sejak awal dibentuk dan sel ini dapat berkembang menjadi sel apapun sesuai kebutuhan tubuh, sebagaimana yang dikatakan dr. Eddy Karta SpKK, saat bertemu KompasFemale beberapa waktu lalu.

Sel punca yang berfungsi untuk menghadirkan helai rambut baru ini mampu bekerja dengan normal saat berada di kondisi oksigen terbatas (hipoksia) atau kondisi tubuh dalam keadaan sehat, jauh dari gangguan eksternal dan internal.

Namun, apabila kondisi oksigen dalam sel punca berlebih (normoksia) karena terjadinya gangguan eksternal dan internal, kinerja sel punca dalam mengaktifkan kembali folikel rambut untuk memproduksi helai rambut baru akan terhambat.

Akibat kondisi oksigen berlebih, sel punca tidak dapat berfungsi secara maksimal sehingga pertumbuhan rambut baru terhambat dan folikel rambut pun tidak kunjung beranjak dari fase kemunduran, hingga akhirnya berhenti memproduksi helai rambut.

“Faktor sinar UV, stres atau ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan kinerja stem cell terhambat. Karenanya terjadilah penipisan pada rambut,” kata Caroline.

Folikel rambut yang terjebak dalam fase kemunduran dapat berjalan hingga 10 tahun. Itu sebabnya, perawatan rambut yang sesuai dan tepat membantu Anda mendapatkan ketebalan rambut normal yang Anda miliki.

Penggunaan serum rambut yang memiliki kandungan sel punca menjadi salah satu solusi untuk menumbuhkan helai rambut baru. Menurut Caroline, sel punca ini akan "menghidupkan" sel rambut sehingga rambut kembali tebal.

Serum rambut yang mengandung sel punca ini diciptakan oleh Kerastase. Konsumen bisa menggunakannya sendiri di rumah. Serum sebanyak satu ampul diulaskan pada kulit kepala yang bersih setelah keramas. Lalu, aplikasikan secara merata dari depan ke belakang. Setelah itu, berikan sedikit pijatan selama lima menit agar serum masuk ke dalam akar rambut lebih merata.

Pemakaian secara rutin tidak boleh putus diklaim akan menghasilkan helai rambut baru yang Anda inginkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com