Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inka Prawirasastra Bermain dengan Kain Nusantara

Kompas.com - 02/10/2013, 16:12 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Kompas.com- Pada dasarnya Inka Prawirasasra (36) menyukai kain. Kecintaan yang diturunkan dari sang nenek dan ibunya. Perempuan yang pernah menjadi jurnalis televisi ini juga gemar membeli kain-kain tradisional setiap kali ditugaskan meliput ke daerah.

Tak disangka kecintaannya pada kain nusantara membuka peluang bisnis. "Pada dasarnya saya ingin memanfaatkan kain-kain itu dari pada hanya ditumpuk dan sesekali dilihat," kata wanita yang sekarang menjadi konsultan media paruh waktu ini.

Dari situ muncul ide untuk memproduksi tas dari batik. Sebelumnya Inka pernah membuat produk sepatu dengan sentuhan kain tradisional tapi kurang berhasil. "Kalau membuat sepatu ukurannya kurang standar sehingga tas dengan nomor besar kurang laku, akhirnya malah saya bagi-bagi saja," papar ibu satu anak ini.

Ia kemudian serius menggarap tas batik. Sempat bermitra dengan orang lain, akhirnya di akhir tahun 2012 Inka memilih bersolo karier mengembangkan merek tas batik miliknya, "Nyai".

"Nyai lahir karena passion. Produk kami ditujukan bagi setiap perempuan yang ingin memiliki tas dan aksesoris dengan sentuhan kain tradisional, berkualitas, tanpa dibatasi sekat harga yang mencekik," tulisnya di blog yang beralamat nyai.co.

Meski di pasaran sudah banyak produk tas berbahan kain atau batik, namun Inka mengatakan produknya memiliki ciri khas dan harganya terjangkau. "Saya ingin semua perempuan bisa memiliki tas Nyai, baik itu mahasiswa sampai wanita karier. Toh tidak semua orang mau membeli tas dengan harga di atas satu juta," katanya.

Meski dijual dengan harga terjangkau, namun Inka menjanjikan kualitas yang prima. "Saya memakai kulit sintetis impor yang lebih berkualitas. Batiknya meski bukan tulis tapi juga bukan batik printing, tapi batik cap dan poles," tuturnya.

Produk tas Nyai dijual mulai dari kisaran harga Rp 200.000 - Rp 500.000.  Ia tidak hanya mengolah batik, tapi hampir berbagai kain, termasuk tenun Nusa Tenggara Timur, tenun Bali, ulos, ikat, bahkan sarung, dan anyaman. Beberapa teknik batik baru seperti batik embos juga diaplikasikan dalam produknya.

Salah satu ciri khas dari tas Nyai adalah tidak seluruhnya batik. "Memang tidak full batik karena saya mau memberi kesan modern dan tak terlalu etnik," urainya.

Tas produksinya yang paling laris adalah tas yang bisa dibolak balik dengan dua motif, serta tas double side.

"Saya ingin orang membeli produk Nyai bukan hanya karena kainnya, apalagi batik sendiri sudah indah, tapi juga karena alasan gaya dan fungsional," ujarnya.

Bertumpu online

Dalam hal pemasaran, Inka bertumpu pada sitem penjualan online di blog Nyai.co. Menurutnya penjualan online ini hanyalah embrio dari toko online yang sedang dirintisnya bersama sang suami, Reno Permana.

Selain melihat katalog produk dan pemesanan, di blog tersebut Inka juga menampilkan berbagai artikel seputar kain nusantara dan juga beberapa profil wanita yang menurutnya inspiratif.

"Sebelum membuat Nyai dulu saya sakit-sakitan dan harus menjalani pengobatan yang melelahkan. Kini setelah sembuh saya ingin menampilkan beberapa wanita yang bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang," katanya.

Tak jarang Inka menuliskan cerita-cerita di balik ide pembuatan tas yang dikeluarkannya.

Publikasi media yang mulai luas dan juga keikutsertaannya pada ajang fashion bergengsi, seperti di Indonesia Fashion Weeks, membuat produk Nyai mulai dikenal luas.

Saat ini ia telah mampu menjual 100-150 tas perbulan. Selain dipasarkan lewat toko online ia juga menitipkan produknya di beberapa toko, termasuk alun-alun Indonesia di mal Grand Indonesia Jakarta.

"Sebenarnya produk ini masih termasuk bayi, tapi saya mengerjakannya dengan passion. Ada rasa bangga jika saya bisa berprestasi," katanya merendah.

Inka juga tidak memasang target muluk-muluk terhadap Nyai. "Saya ingin mengalir saja,".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com