Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2013, 11:44 WIB

Kompas.com - Setiap perempuan, bisa menandai masa suburnya dengan mencermati sinyal-sinyal yang dikeluarkan oleh tubuhnya sendiri. Ada beberapa cara untuk itu. Namun, ada juga cara memperkirakan masa subur berdasarkan perhitungan siklus haid. Mana yang terbaik? Semuanya tentu bergantung pada kebutuhan, kebiasaan, dan kemampuan masing-masing individu. Jadi silakan pilih yang sesuai dengan pribadi Anda masing-masing.

1. Siklus menstruasi.

Masa subur kebanyakan dihitung berdasarkan siklus menstruasi. Selama siklusnya teratur, penghitungannya  mudah, kok. Panjang siklus menstruasi yang normal bervariasi dari 21 sampai 35 hari. Sebagian perempuan memiliki siklus haid yang teratur atau jumlah hari dalam siklusnya sama dari waktu ke waktu.  Sementara lainnya  bervariasi, maju atau mundur beberapa hari, sehingga tidak disarankan untuk memakai cara ini dalam memperkirakan masa suburnya.

Nah, yang perlu dicermati, siklus menstruasi bukan berpedoman pada tanggal. Banyak yang beranggapan, bila menstruasinya jatuh pada tanggal 5, maka bulan berikutnya pun akan jatuh pada tanggal yang sama. Padahal yang dinamakan siklus menstruasi yang teratur bukanlah ketepatan tanggal pada kalender, melainkan ketepatan pada periode siklus. Kalau siklusnya 21 hari, maka jarak menuju hari pertama haid berikutnya pun harus 21 hari.

Untuk lebih memudahkan pemahaman, pada tulisan ini akan digunakan siklus 28 hari. Normalnya, satu sel telur dilepaskan oleh indung telur pada hari ke-14 sebelum hari pertama menstruasi yang akan datang. Jadi bila siklusnya 28 hari maka masa suburnya akan jatuh pada hari ke-14 setelah hari pertama haid terakhir (28 - 14). Tapi bila siklusnya 21 hari maka masa suburnya akan jatuh pada hari ke-7 setelah hari pertama haid terakhir (21 - 14).

Contoh, Myra memiliki siklus haid 28 hari. Hari pertama haid terakhirnya jatuh pada 29 Januari. Berdasarkan siklus 28 harinya, tanggal menstruasi berikut diperkirakan jatuh pada 26 Februari. Dengan begitu  masa suburnya terjadi pada 12 Februari (26 - 14 = 12). Berhubung sperma mampu bertahan 2 sampai 3 hari dalam tubuh perempuan, sedangkan sel telur dapat bertahan 1 hari, maka hubungan seksual yang dilakukan pada rentang waktu 2 hari sebelum masa subur (jadi pada contoh di atas adalah 24 Februari) sampai dengan 1 hari setelah masa subur (27 Februari) memungkinkan untuk menghasilkan pembuahan.

Bagaimana jika Myra memiliki siklus haid 21 hari? Berdasarkan siklus itu, jika hari pertama haid terakhirnya jatuh pada 29 Januari, maka haid berikutnya terjadi pada 19 Februari. Kapan masa suburnya? 19 - 14 = 5 atau 5 Februari. Kapan hubungan seksual sebaiknya dilakukan kalau ingin mendapatkan kehamilan? Yaitu dalam periode sejak 2 hari sebelum tanggal 5 Februari hingga 1 hari setelahnya.

2. Elastisitas Lendir

Lendir yang keluar dari mulut rahim dapat menjadi indikator masa subur. Caranya, raba vagina dengan ujung  telunjuk dan ibu jari (pastikan jari-jemari bersih untuk mencegah terjadinya infeksi). Lalu ambil lendir yang ada di sana. Pada saat subur, dari vagina akan keluar cairan bening seperti putih telur sehingga terkesan basah. Cek elastisitas lendir dengan menjauhkan telunjuk dari ibu jari. Jika lendir tidak putus atau elastis, berarti saat itu sedang terjadi masa subur.  Volume lendir yang lebih banyak dan kekentalannya yang berbeda sebetulnya dapat juga dirasakan. Singkat kata, pada masa subur vagina biasanya terasa lebih basah.

3. Suhu Basal Tubuh

Peningkatan suhu menunjukkan adanya ovulasi. Peningkatan suhu ini menetap selama 3 hari. Peningkatannya berkisar di angka 0,2 - 0,5° Celcius. Suhu itu disebut sebagai suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh dalam kondisi istirahat penuh. Peningkatan suhu tubuh terjadi karena produksi hormon progesteron yang muncul segera setelah ovulasi. Pemeriksaan meliputi pengukuran suhu tubuh setiap pagi pada waktu bangun tidur, dan dicatat pada suatu grafik khusus (bisa didapatkan dari dokter). Pengukuran biasanya dilakukan selama 3 bulan. Cara mengukur sendiri suhu basal tubuh:

1. Suhu diukur segera setelah bangun tidur sebelum bangkit dari tempat tidur dan melakukan aktivitas lainnya serta dilakukan lebih kurang pada waktu yang sama.

2. Letakkan ujung perak termometer di bawah lidah dengan bibir tertutup selama lebih kurang 5 menit. Jangan bangun dari tempat tidur hingga selesai pengukuran.

3. Termometer sebaiknya dibersihkan dengan kapas dan air dingin.

4. Grafik baru dimulai pada hari pertama menstruasi. Jika menstruasi mulai pada siang hari, hasil pengukuran pada pagi harinya dipindahkan pada grafik yang baru.

5. Segala sesuatu yang tidak biasa seperti demam, tidur larut, kondisi sedang stres sebaiknya dicatat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com