Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2013, 09:55 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


Kompas.com - Mengajari anak makan sendiri biasanya baru dilakukan orangtua saat anak menginjak usia sekolah. Padahal keterampilan makan merupakan salah satu "life skill" yang harus dimiliki anak sejak usia dini.

Kebanyakan orangtua enggan mengajari si kecil makan sendiri karena alasan tak mau meja makan berantakan serta khawatir anak akan makan sedikit. Tak heran jika para orangtua di Indonesia lebih suka menyuapi anaknya, bahkan sampai si anak sudah cukup besar.

"Kebiasaan makan memang terkait erat dengan budaya. Tetapi kebiasaan makan sendiri akan mengajari anak untuk memenuhi kebutuhannya sendiri," tutur Psikolog Aurora Lumbantoruan, saat ditemui di acara talkshow yang diadakan Mothercare di Jakarta, Kamis (17/10/13).

Aurora menjelaskan, sebenarnya anak sudah bisa mulai diajari makan sendiri di usia 8-14 bulan. "Di usia ini sudah muncul kesadaran diri anak, mereka juga memiliki pemikiran untuk menolak makanan yang diberikan sebagai cara mengekpresikan dirinya," paparnya.

Mengajari anak makan sendiri memang gampang-gampang susah karena diperlukan kesabaran ekstra orangtua. Tentu saja orangtua harus menghilangkan ekspekstasi anak bisa langsung menghabiskan isi piring di depannya.

Pola pengajaran untuk makan sendiri juga hendaknya disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Misalnya dimulai dengan makan buah sendiri. Jika anak belum bisa memegang sendok, berikan makanan yang bisa digenggam anak. Atau jika anak masih terlalu kecil, paling tidak anak belajar bahwa makan berarti duduk di meja makan, bukan sambil berlari-lari dan main.

Orangtua juga perlu menciptakan suasana makan yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa terpaksa. Tak perlu marah jika anak lambat menghabiskan makanannya. Kalau anak tampak capek atau bosan, baru kita bantu.

"Ijinkan anak melakukan eksplorasi terhadap makanan. Tugas orangtua adalah memberikan rutinitas, batasan yang aman, dan mengendalikan apa yang dimakan dan makan di mana," urai psikolog dari lembaga konsultasi Keara Jakarta ini.

Keterampilan anak untuk makan sendiri menurut Aurora terkait erat dengan kemandirian dan kemauan anak untuk bertanggung jawab pada dirinya.

"Kalau anak hanya bersikap pasif, menunggu makanan di suap ke mulutnya, anak tidak akan peka pada kondisi dalam dirinya. Dengan makan sendiri anak menjadi tahu kapan ia lapar, kapan kenyang, dan harus apa saat ia lapar," paparnya.

Kemandirian, lanjut Aurora, adalah salah satu keterampilan yang perlu dimiliki anak selain kecerdasan kognitif.

"Kita perlu mendorong anak untuk mandiri karena kita tidak bisa terus menerus mendampingi anak untuk makan. Sebaiknya orangtua berkoordinasi dengan asisten di rumah untuk membangun keterampilan makan anak," katanya.


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com