Secara fisik, kegemukan memang dapat mengganggu kenyamanan di atas ranjang, terutama terkait posisi dan gerakan. Orang yang kegemukan tak hanya akan memberikan beban berlebihan bagi pasangannya, tapi juga menghambat gerakan, baik bagi yang bersangkutan maupun pasangan.
Jika salah satu yang gemuk, istri misalnya, masih lebih baik. Karena dalam konteks hubungan intim, perempuan bertindak sebagai pihak yang pasif. Artinya, dengan posisi apa pun dia siap melayani. Anggap saja istri sedang hamil. Maka posisi yang paling nyaman adalah doggy style (variasi posisi yang sangat umum dan lazim disarankan pada suami yang istrinya sedang hamil), raising the mast (posisi berpelukan, suami mengganjal bokong istri dengan pahanya atau bantal), bahkan bronco buster (istri berada di atas tubuh suami) masih mungkin dilakukan, sepanjang bobot istri tidak membuat suami sesak napas. Syaratnya, sekali lagi, berat badan suami normal.
Namun, kalau yang kelebihan berat badan pihak lelaki, pilihan posisi dan variasi menjadi makin terbatas. Karena yang harus aktif dan kreatif ‘kan pihak pria sementara dia sendiri mengalami kesulitan dengan penumpukan lemak di sekitar perut dan alat kelamin, serta kecilnya ukuran penis. Belum lagi rendahnya kepercayaan diri untuk ereksi. Jadi, memang sedikit menyusahkan jika suami yang memiliki tubuh gemuk.
Sekarang, bagaimana jika dua-duanya overweight? Dokter konsultan seks pun tak punya saran praktis untuk masalah yang satu ini. Dengan kata lain, hubungan intim akan sulit terjadi, jika tak ingin menyebut “tidak mungkin”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.