Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2013, 09:45 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

Sumber She Knows

Kompas.com - Saat orangtua sedang marah pada sesuatu hal atau sangat sedih, biasanya mereka berusaha menahan emosinya jika di sekitar mereka ada anak karena tak ingin membuat anak ikut menjadi marah atau sedih.

Meski demikian, para ahli psikologi berpendapat sebenarnya bukan hal tabu bagi anak untuk melihat orangtuanya menangis karena itu sebenarnya emosi manusia yang normal. Akan tetapi ada batasan yang perlu diketahui orangtua.

Bayi, balita, dan anak-anak juga menangis. Mereka juga mengetahui bahwa menangis adalah ekspresi emosi yang disebabkan oleh beban berat dan terkadang dipicu oleh pengalaman buruk, rasa takut, sakit, bahkan sebuah ingatan tertentu.

Meskipun air mata juga bisa berasal dari perasaan gembira dan bahagia, tetapi tak semua orang merasa nyaman melihat orang lain menangis, apa pun penyebabnya. Apalagi jika yang menangis adalah orang dewasa, anak-anak sering tidak memahami alasannya.

Menurut Nancy S.Buck, psikolog, orangtua tak perlu terlalu takut untuk menangis di depan anak. "Itu adalah ekspresi normal. Toh kita tidak harus menyembunyikan tertawa di depan anak," katanya.

Tapi, penting bagi orangtua untuk menjelaskan pada anak mengapa Anda menangs. "Bagian terpenting adalah proses menjelaskan pada anak sesuai dengan level pemahaman anak," kata Jessica S.Campbell, terapis keluarga.

Orangtua sebaiknya menjelaskan apa yang terjadi dan yakinkan mereka bahwa tidak ada hal-hal yang akan mengganggu hidup mereka mesti orangtua sedang bersedih. Kemudian peluklah anak.

Bila orangtua tidak mau menjelaskan apa yang terjadi, anak bisa mengambil kesimpulan yang keliru.

"Anak kerap menyangka emosi kuat yang dialami orangtuanya disebabkan oleh ulah mereka. Katakan pada si kecil bahwa tak ada yang perlu dilakukan atau diucapkan. Tunggulah beberapa menit dan semua akan kembali baik lagi," sarannya.

Tetapi Anda juga tidak perlu menjelaskan terlalu detil . Misalnya jika Anda habis bertengkar dengan pasangan, tak perlu menceritakan apa penyebabnya.

Selain itu, orangtua juga tidak perlu mengharapkan anak akan membuat perasaan menjadi nyaman. "Kesalahan yang sering dilakukan orangtua adalah berharap anak-anak akan membuat perasaan mereka nyaman kembali. Itu tidak adil, karena itu bukan tugas anak," katanya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber She Knows
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com