Kritikan terhadap kerja berlebihan para digital artist tersebut belakangan ramai dilontarkan. Desainer senior Karl Lagerfeld bahkan menyebut foto para model yang diolah dengan Photoshop sudah kehilangan "nyawanya".
Lagerfeld menyebutkan bahwa pengolahan foto yang terlalu berlebihan (over-retouched) akan membuat model tampak kurang hidup dan bisa merusak efek dari keseluruhan kampanye atau iklan.
"Kita sekarang berada dalam periode over-retouching yang terlalu gampang. Sebagian besar model justru tampak seperti baru keluar dari pemakaman. Seluruh nyawanya seperti diambil dari wajahnya. Saya benci melihatnya," kata desainer berusia 80 tahun itu.
Salah satu tools dalam Photoshop, yakni airbrush, juga semakin memudahkan digital artist mengubah bentuk tubuh dan wajah. Tak heran jika model pakaian dalam Erin Heatherton mengatakan tak mengenali dirinya sendiri dalam sebuah foto.
"Saya merasa seperti orang lain, saya rasa itu tidak adil. Anda terlihat semakin sempurna, tetapi itu hanya kebohongan," katanya.
Wajar saja ia berkomentar begitu karena berkat perangkat lunak, Anda bisa tampak lebih mancung, lebih mulus, bahkan payudara tampak besar dan kencang di foto. Semuanya menjadi jauh dari kenyataan.
Padahal, bentuk tubuh yang tampak sempurna di media massa memberikan dampak negatif terhadap gadis remaja. Mereka melakukan banyak hal, termasuk diet ketat dan memakai berbagai krim untuk memutihkan wajah agar bisa memiliki penampilan seperti para model.