Menurut ahli bedah plastik, diketahui bahwa setiap tahun, 25 persen pria Italia melakukan operasi pembesaran "Mr Happy". Imaji yang menilai energi pria Italia dalam bercinta bak kekuatan seekor kuda jantan menciptakan momok tersendiri bagi mereka, terutama yang merasa kalau ukuran "persneling"-nya kurang memuaskan.
Akhirnya bedah plastik menjadi pilihan "jalan pintas" sehingga, yang terjadi, setiap tahunnya selalu terdapat peningkatan pasien pria yang ingin meningkatkan ukuran penis mereka. "Tahun 2013, saya sudah melakukan operasi pembesaran penis terhadap lebih dari 300 pasien. Dan, hingga sekarang, jumlahnya masih terus berkembang," ujar Dr Alessandro Littara, Direktur Pusat Kedokteran Seksual di Milan.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali tindakan operasi mencapai Rp 45 juta hingga Rp 109 juta. Menurut Littara, umumnya pria Italia menginginkan bentuk yang lebih tebal, panjang, dan keduanya. Lalu, yang menjadi tujuan utamanya adalah ingin memberikan kepuasan seksual kepada pasangan. Tetapi, ada juga yang sekadar terobsesi atas dasar pencitraan di lingkungan sosialnya.
"Sebab, sekarang semua orang memandang penampilan lebih penting melebihi apa pun. Dan, tuntutan ini menciptakan perasaan tidak nyaman. Mulanya bentuk tubuh, kemudian melebar hingga ke alat kelamin. Sekarang ini adalah era serba visual sehingga kesempurnaan fisik menjadi perhatian utama banyak orang," ungkapnya.
Dr Littara menambahkan, tidak hanya pria Italia yang khawatir mengenai ukuran penis mereka. "Ini adalah masalah semua pria di dunia,” katanya. Pernyataan ini didukung oleh survei internasional tentang ukuran penis yang dipublikasikan oleh Ulster University Academic pada tahun 2012.