Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/11/2013, 11:12 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis


KOMPAS.com — Heboh kasus video porno dengan pelaku para siswa sekolah menengah pertama (SMP) memang mengejutkan dan memprihatinkan. Di balik itu, orangtua lantas berpikir bagaimana harus mendidik anak mereka agar terlindung dari pergaulan bebas.

Sebagai orangtua, kita memang tidak bisa menutup mata terhadap pengetahuan remaja sekarang mengenai seks. Kemajuan teknologi informasi yang sangat cepat membuat anak-anak bisa memperoleh berbagai informasi dengan mudah, termasuk dalam hal seks.

Baby Jim Aditya, seorang psikolog, pernah melakukan survei ke sebuah SMP dan menemukan 95 persen dari 200 siswa kelas 1-3 pernah menonton video porno. Bahkan, para siswa mengungkapkan sebagian dari teman mereka sudah pernah melakukan hubungan seksual.

Sayangnya, masih banyak orangtua yang merasa tabu untuk membicarakan seks kepada anaknya. Psikolog Esther Widhi Andangsari, MPsi, menyebutkan, pendidikan seks itu penting. "Buat saya, informasi seks di kalangan remaja sebaiknya dibuka saja, tentu dengan penjelasan bagaimana sebaiknya. Orangtua jangan merasa tabu mendiskusikan soal seks kepada anaknya," katanya seperti dikutip Tabloid Nova edisi 1341.

Namun, tentu saja keterbukaan itu bisa terjadi jika orangtua dan anak selama ini sudah memiliki komunikasi yang baik. "Banyak orangtua yang tidak tahu cara berkomunikasi dengan anak, dan anak tidak menjadikan orangtua sebagai teman," kata Baby.

Selain peran ibu, Baby juga menyoroti pentingnya peran ayah dalam mendidik anak-anaknya. Ia mengatakan, saat ini di banyak keluarga peran ayah semakin tenggelam. Padahal ayah adalah sosok panutan bagi anak. "Jika hubungan dengan ayah kaku, bisa dipastikan si anak akan memiliki pribadi yang bermasalah nantinya," kata psikolog yang banyak mendalami kesehatan reproduksi remaja ini.

Baby menambahkan, tantangan orangtua di zaman sekarang sangat berbeda dengan orangtua di masa lalu. Karena itu, menurutnya, tidak tepat jika orangtua masih menerapkan aturan yang sama seperti yang diterapkan ayah-ibu mereka terdahulu. Terapkan peraturan yang disesuaikan dengan keadaan zaman sekarang.

Misalnya, anak zaman sekarang tentu tak mungkin dilarang berpacaran. Tetapi, orangtua harus menjelaskan bagaimana pacaran yang sehat, termasuk bagaimana risikonya jika hubungan itu kebablasan.

"Hindari untuk menertawakan, mengancam, menakut-nakuti, atau memukul anak. Berikan informasi sesuai yang diharapkan dan dibutuhkan anak. Selain itu orangtua juga harus memahami bahwa mereka pernah merasakan jadi remaja. Jangan bersikap seolah-olah orangtua tidak pernah merasakan atau melakukan hal yang dilakukan anak zaman sekarang," ujarnya.

Jika orangtua bingung bagaimana memberi tahu anak, sebaiknya lakukan dalam suasana santai. Misalnya sambil menonton televisi atau membaca koran yang menayangkan berita tentang kasus video porno. Penjelasannya dilakukan ibarat mengobrol dengan teman, bukan seperti menggurui.

Orangtua, misalnya, bisa menjelaskan hubungan seksual seharusnya dilakukan dalam lembaga pernikahan. Jika anak yang masih sekolah melakukan hal tersebut ia akan menanggung malu dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah dan masa depannya suram. Intinya adalah komunikasi yang baik dalam keluarga.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com