Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2013, 15:24 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis


KOMPAS.com — Memiliki anak yang sudah beranjak remaja berarti Anda perlu mempersiapkan diri untuk memahami perkembangan psikologi anak. Emosi mereka cenderung meledak-ledak dan bersikap impulsif.

Anda mungkin mengikuti kasus perseteruan antara pengacara Farhat Abbas dan putra dari musisi Ahmad Dhani, El Jalaluddin Rumi (15). El diberitakan akan berduel melawan Farhat Abbas karena kesal dengan sikap pengacara tersebut yang kerap menyudutkan ayahnya terkait kasus AQJ di Twitter.

Sikap El tersebut memang menjadi ciri khas remaja yang sering menuruti emosinya. Remaja juga sering merasa bingung atau menunjukkan perubahan emosi yang kadang-kadang mengejutkan.

Menurut psikolog Anna Surti Ariani, berbeda dengan tahap usia sebelumnya, otak remaja memang sudah mengalami kematangan dalam proses emosi. Tetapi, proses otak yang mengatur logika dan analisis belum matang.

"Karena itu, mereka suka impulsif, meledak-ledak, atau mendadak galau karena proses emosinya sudah matang. Tetapi, di lain pihak, mereka belum jago membuat analisis serta memahami konsekuensi dari tindakannya," kata psikolog yang akrab disapa Nina ini saat dihubungi KompasFemale, Jumat (29/11/2013).

Remaja juga cenderung memandang dunia secara hitam-putih. "Mereka belum bisa melihat bagian yang abu-abu. Karenanya, mereka cenderung pembangkang. Ini adalah hal yang wajar," kata psikolog yang mendalami bidang perkembangan ini.

Untuk itu, Nina menyarankan agar orangtua membantu anak membuat analisis. Kecerdasan berpikir dan menganalisis tersebut bisa distimulasi melalui diskusi dan banyak mengajukan pertanyaan sehingga anak bisa membuat keputusannya sendiri.

"Jangan menghakimi anak, tetapi arahkan mereka melalui pertanyaan-pertanyaan dan diskusi sehingga anak berpikir, 'Kalau saya melakukan tindakan ini kira-kira efeknya bagus atau tidak'," ujar Nina.

Melalui banyak diskusi dengan anak, menurut Nina, sebenarnya orangtua sedang mencerdaskan anak. "Dengan demikian, bagian otak anak yang merespons logika akan berkembang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com