Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2013, 09:48 WIB

Kompas.com - Celana yoga atau ”training” bisa jadi ”jins” yang baru. Model singlet basket boleh juga dipadukan dengan rok pendek tenis dan sepatu wedges. Kombinasi rok dengan sepatu lari berwarna neon dan kaus kaki panjang pun mencuri perhatian. Kini, berani tampil nyaman dan ”sporty” bisa lebih keren daripada glamor.

Tak diragukan lagi, gaya hidup urban membuat segala hal yang mendukung kepraktisan kian digandrungi. Berangkat ke kantor, bergaul dengan kawan di kafe, berlatih di pusat kebugaran bisa masuk dalam agenda satu hari diselingi keharusan berkendara di jalan. Kebutuhan untuk merasa nyaman dengan pakaian—juga sepatu dan aksesori—yang melekat di badan menjadi semakin penting.

Kenyamanan adalah sesuatu yang sejak mula ditawarkan oleh pakaian olahraga. Pilihan material bahan yang menyerap keringat, tidak mudah kusut, ringan, dan mendukung keleluasaan gerak adalah elemen prioritas pada pakaian olahraga. Inovasi teknologi dalam produksi pakaian dan sepatu olahraga menunjukkan, kenyamanan tetap jadi ”jualan” utama bagi segmen produk ini.

Elemen kenyamanan juga salah satu faktor yang membuat konsumen mode ”mengolah” kostum olahraga untuk bisa dikenakan dalam kesempatan sehari-hari. Bayangkan betapa nyaman menjelajahi mal yang luas dengan sepatu lari yang enteng seperti tak berbobot.

Selain nyaman, kostum olahraga semakin hari juga tampil semakin stylish alias bergaya. Kolaborasi antara para perancang mode dan produsen olahraga menjamin tampilan gaya itu: Yohji Yamamoto dan Stella McCartney dengan Adidas serta Alexander McQueen dengan Puma. Tak sedikit pula rumah mode papan atas meluncurkan sendiri lini olahraga, seperti DKNY Active dan Calvin Klein Sportswear.

Gaya padu padan dengan kostum olahraga pun menyedot perhatian saat dikenakan pada penampilan sehari-hari. Majalah Vogue UK edisi November 2013, misalnya, menampilkan setelan blazer dan rok berbahan rajutan kulit dikombinasikan dengan t-shirt katun dan sepatu olahraga Adidas.

Di Jakarta, pengunjung ajang pekan mode, seperti Jakarta Fashion Week 2014 pada Oktober lalu, pun menikmati peragaan rancangan para desainer dengan sepatu Nike Free Flyknit yang berwarna neon dikenakan dengan rok dan blus.

Frida Gianni dari Gucci juga menyampaikan pesan yang jelas: celana lari bisa disulap jadi kostum pesta di malam hari. Di tangan Direktur Kreatif Gucci, model tracksuit dibuat dalam material kain hitam gemerlap tanpa menghilangkan unsur kenyamanan untuk dikenakan (The New York Times, 25/9).

Transformasi gaya

Saat ini, pakaian olahraga telah bertransformasi menjadi pakaian sehari-hari yang menginspirasi perempuan untuk tampil lebih kasual dan nyaman. Meski begitu, bukan baru kali ini olahraga memberi inspirasi pada rancangan busana.

Harriet Worsley dalam buku 100 Ideas That Changed Fashion (2011) menjelaskan, pada era 1920-an ketika perempuan di Eropa melepaskan korset, gelombang tren mode mendorong mereka membentuk tubuh lebih langsing. Beragam arena olahraga—dari ski, renang, hingga tenis—ramai dengan partisipasi perempuan. Baju olahraga pun jadi lebih bergaya. Terinspirasi itu, Jean Patou (1880-1936) dan Coco Chanel (1883-1971) mulai mendesain baju sehari-hari yang lebih sporty, simpel, dan praktis untuk merefleksikan independensi perempuan.

Persilangan antara gaya beraktivitas di lapangan olahraga dan gaya tampil di tempat gaul pun terus-menerus terjadi. Senam aerobik, misalnya, membawa legging menjadi paduan beragam tampilan busana. Ketika orang-orang gandrung joging, celana training longgar dan celana pendek pun bisa dikenakan dalam berbagai paduan busana.

Di pentas pekan mode dunia, seperti New York, London, Paris, dan Milan, rancangan busana bergaya sporty untuk penampilan sehari-hari—bukan untuk kegiatan olahraga—mulai jadi tren sejak tahun lalu. Pada pergelaran musim semi/panas 2014 yang baru usai September lalu, tren ini kembali menguat.

Inspirasi rancangan mode dari dunia olahraga itu juga dirasakan kegairahannya di Tanah Air. Tren ini sejalan pula dengan semakin maraknya kegiatan bersepeda dan lari maraton dalam dua-tiga tahun terakhir di Jakarta. Awal November lalu, misalnya, peragaan busana pascawisuda tahunan lulusan Lembaga Pengajaran Tata Busana (LPTB) Susan Budihardjo menampilkan koleksi yang terinspirasi kegemaran masyarakat urban pada gaya hidup sehat dengan berolahraga (Kompas, 10/11).

Siluet minimalis, permainan blok warna, dan motif kain—seperti garis, polkadot, atau abstrak—yang sebelumnya banyak jadi ciri kostum olahraga kini diadaptasi untuk pakaian sehari-hari yang sporty. Tampilan feminin dikombinasikan dengan aksesori bernuansa olahraga, seperti kacamata pelindung matahari, topi, sepatu olahraga, dan kaus kaki tinggi. Sebaliknya, padu padan pakaian yang modelnya dicomot dari aktivitas olahraga bisa juga dipadukan dengan sepatu wedges, bahkan sepatu bertumit tinggi, lengkap dengan kalung atau tas feminin.

Bukan hanya dari sisi gaya tampilan, olahraga juga menginspirasi para desainer dalam pemanfaatan material kain. Bahan lycra, misalnya, mula-mula digunakan untuk pakaian senam dan berenang. Kini, bahan yang bersifat ringan, halus, dan mengikuti bentuk tubuh itu dipakai pula untuk legging, atasan, hingga pakaian dalam.

Bahan lain, neoprene, semula digunakan sebagai kostum menyelam. Kini, bahan yang terkesan lembut, tetapi berstruktur kuat ini justru memberi kesan futuristik pada rancangan busana Alexander Wang dan Lanvin.

Associated Press, September 2013, melaporkan, penjualan beragam model busana di Amerika Serikat tahun ini (sampai dengan Agustus lalu) rata-rata tumbuh 1 persen. Namun, pada saat yang sama, belanja pakaian olahraga meningkat hingga 7 persen. Sebab, olahraga semakin disadari sebagai gaya hidup sehat dan tampil atletik diyakini lebih memikat. Dengan padu padan tepat, pakaian olahraga tidak lagi hanya bisa dipakai di arena olahraga.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com