Tunjukkan pada Dunia Betapa Kerennya Anda dengan "Selfie"

KOMPAS.com – Memotret diri sendiri dengan smartphone atau disebut dengan selfie, kemudian menyebarkannya melalu media sosial sudah menjadi kebiasaan kebiasaan banyak orang modern.

Selfie ternyata bukan hanya digemari para anak baru gede, bahkan ibu negara Amerika Serikat, Michelle Obama, juga pernah melakukan jepretan narsis dengan ponselnya.

Foto selfie pertama kali dipopulerkan oleh Jennifer Lee pada bulan Januari 2011. Sejak itu hashtag #Selfie di Instagram telah digunakan sebanyak 57 juta kali.

Hobi membuat selfie ternyata menurut para ahli sebenarnya berasal dari kebutuhan akan sebuah perhatian. "Selfie adalah upaya untuk menunjukkan kepada dunia betapa kerennya Anda," kata Salma Prabhu, seorang psikolog klinis.  

Selfie juga dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri. Apalagi kalau foto kita mendapat tanda "Like" atau "Love" dari banyak orang. Namun, jangan kecewa jika foto tersebut tidak mendapat respon yang diharapkan. Jika Anda lantas kecewa dan sakit hati, mungkin selfie telah menjadi obsesi yang tidak sehat dalam hidup Anda.

"Karena terjadi ketergantungan dan harapan mendapat komentar disukai, adanya respon menyakitkan bisa berdampak negatif pada diri si pengunggah foto selfie," kata Prabhu.

Untuk menghasilkan foto selfie yang bagus, sebaiknya Anda berpose senatural mungkin. Menurut Riddhi-Doshi Patel, seorang konsultan bahasa tubuh di Mumbai, India, kebanyakan orang yang melakukan selfie seperti menutupi bahasa tubuh yang sebenarnya.

“Walau pun foto selfie yang ditampilkan terlihat begitu percaya diri, tetapi ada sesuatu yang menunjukkan mereka menahan bahasa tubuh yang sebenarnya. Senyum mereka telah direncanakan sehingga tidak terpancar ketulusan disana,” paparnya.

Terlepas dari hal tersebut, sebenarnya hak Anda untuk melakukan selfie. Tetapi, perhatikan juga kondisi lingkungan tempat Anda mengambil foto. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, lakukan di tempat dengan pencahayaan cukup dan tersenyumlah dengan natural.