Tidak konsisten
Menurut terapis keluarga dan pernikahan, Jennifer Chappell Marsh, ketika seseorang memiliki sifat perfeksionis biasanya mereka memiliki dua karakter yang akan berdampak besar bagi hubungan: kecenderungan untuk menunda dan sering melakukan pendekatan total atau tidak sama sekali.
"Karakter tersebut berdampak negatif karena bisa membuat pasangan tidak bisa mengandalkannya. Terkadang ia bisa habis-habisan melakukan sesuatu, tapi di lain waktu ia sama sekali tak melakukan aksi. Ini seperti sikap tidak konsisten sehingga pasangan akan berhenti mengandalkannya," katanya.
Standar tidak realistis
Hampir setiap orang yang memiliki sifat perfeksionis bersikap keras pada dirinya sendiri dan memiliki standar sangat tinggi, bahkan kerap tidak realistis. Akibatnya, jika tidak tercapai kepercayaan diri mereka seperti runtuh.
"Ini akan merusak hubungan karena si perfeksionis cenderung emosional saat mereka sedang kecewa. Sifat tidak realistis itu juga kerap membuatnya memaksa pasangan untuk memiliki usaha yang sama untuk mencapainya," katanya.
Pola pikir hitam-putih
Orang bertipe perfeksionis juga punya kecenderungan untuk melihat sesuatu secara hitam putih. Bukan hanya itu, si pefeksionis juga melihat sikap orang lain terhadapnya sebagai ukuran kebahagiaan, misalnya "Jika ia mencintai saya, maka saya baik, jika tidak maka saya orang yang tak berguna". Sikap ini tentu berdampak besar pada rasa percaya dirinya.
Tidak bisa menerima kesalahan
Rasanya tidak ada orang yang sempurna, tetapi orang yang perfeksionis tidak bisa memahami mengapa pasangannya selalu membuat kesalahan. Mereka juga kerap menyalahkan dirinya sendiri. Sebagai pasangannya mungkin Anda akan takut untuk bersikap atau berkata-kata karena tak ingin membuatnya kecewa.