Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Berantakan Tingkatkan Kemampuan Belajar Anak

Kompas.com - 12/12/2013, 11:27 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

Sumber Baby Zone
KOMPAS.com — Untuk anak balita, waktu makan tampaknya menjadi waktu bermain. Rasanya baru 5 menit Anda menempatkannya di kursi tinggi dan memberikan sepiring makanan. Lalu,  dalam sekejap makanannya sudah berpindah ke wajah, meja, dan bajunya. Si kecil pun tampak seperti lukisan abstrak!

Ini memang mengesalkan dan menguji kesabaran, apalagi saat ia tak sengaja melemparkan makanan ke wajah Anda. Jangan dulu marah atau langsung menyuapinya agar si kecil cepat menghabiskan makanan dan meja tidak kotor.

Menurut sebuah studi yang dilakukan di University of Iowa, semakin sering anak Anda melakukan hal ini (makan berantakan), semakin banyak ia belajar.

Penelitian ini dilakukan terhadap 74 balita berusia 16 bulan. Mereka diharuskan mengonsumsi 14 makanan non-padat, seperti saus apel, puding, jus, dan sup. Beberapa anak didudukkan di sebuah kursi tinggi dan beberapa balita lainnya tidak. Balita-balita ini kemudian dikenalkan dengan kata-kata seperti "dax" dan "kiv". Semenit kemudian, balita diminta mengindentifikasi makanan yang sama dalam berbagai ukuran dan bentuk.

Penelitian ini membuktikan bahwa anak yang berani kotor, sering duduk di kursi tinggi (baby chair), dan belajar makan sendiri meski berantakan akan belajar lebih banyak kata-kata dibanding yang tidak. Mereka disinyalir juga menjadi anak yang lebih cepat belajar dalam jangka panjang.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Developmental Science menyimpulkan, balita yang bermain dengan makanan mereka, terutama yang lengket, lembek, dan sedikit cair, akan lebih pintar.

Para peneliti menemukan bahwa balita yang sering makan berantakan akan mempelajari makanan melalui semua indera mereka, seperti peraba, pengecap, perasa, dan sensorik (untuk melempar). Balita ini tidak hanya mengandalkan pada bentuk dan ukuran makanan yang dilihat saja, tetapi juga mengidentifikasi makanan lewat teksturnya.

Duduk di kursi tinggi ternyata juga membuat perbedaan. Pengaturan ketinggian ini akan membuat mereka bisa melihat banyak perbedaan. "Di sini, saat makan mereka bisa melihat banyak hal, selain makanan non-padat mereka," ungkap Larissa Samuelson, salah satu peneliti.

Duduk di kursi tinggi juga membuat mereka lebih aktif dalam belajar. "Mungkin ini terlihat seperti permainan. Anak duduk di kursi tinggi kemudian makan berantakan dan melemparkan makanan. Namun, sisi baiknya, mereka mendapatkan banyak informasi dari tindakan mereka ini," tambahnya.

Meski begitu, tak berarti Anda boleh membiarkan mereka melemparkan makanan sesukanya. Yang harus Anda lakukan adalah mengajarinya untuk memasukkan makanan dengan tepat ke dalam mulut. Anda juga dapat mempersiapkan celemek makan, melapisi meja dengan plastik dan serbet agar cipratan makanannya tak terlalu mengotori tempat lainnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Baby Zone
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com