Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2013, 10:29 WIB
K. Wahyu Utami

Penulis


KOMPAS.com
— Hampir setiap pasangan suami istri sadar, tidak memiliki anak bukanlah akhir dunia. Namun, dalam hati kecil tetap ada keinginan untuk memiliki darah daging sendiri. Karena itu, banyak pasangan yang melakukan berbagai cara demi hadirnya si buah hati.

Dalam kerinduan dan penantian panjang akan kehadiran anak, sering kali hati mereka menjerit dan tak bisa dimungkiri ada rasa cemburu tebersit ketika mendengar orang lain berhasil hamil.

Gita (36) menceritakan pengalamannya selama menantikan kehamilan. Setelah sembilan tahun menikah dan belum juga memiliki keturunan, mereka akhirnya memilih program bayi tabung. Saat ini mereka sudah mencoba tiga kali dan tak akan pernah putus asa. Ia dan suami terkadang sedih mendengar ada teman atau kerabat yang baru menikah langsung hamil.

Hal serupa juga dirasakan Septiana Dwi (33). Wanita yang menantikan kehadiran bayi dalam tiga tahun pernikahannya ini juga mengaku kerap sedih mengetahui wanita lain berhasil hamil, sedangkan ia belum juga merasakan tanda-tanda kehamilan.

“Kalau dengar kabar teman hamil, saya suka sedih. Itu sih yang paling tidak bisa ditutupi perasaannya. Kalau untuk pertanyaan-pertanyaan kapan hamil sih sudah kebal,” ujarnya.

Penantian panjang untuk memiliki keturunan juga dialami oleh Dr Martha Tilaar, Founder Martha Tilaar Group. Selama bertahun-tahun, ia bersama suami melakukan banyak cara agar bisa mempunyai keturunan. Akhirnya ia dikaruniai seorang anak ketika usianya sudah beranjak 41 tahun.

“Saya hamil pertama di usia yang sudah tua sekali dan para dokter bilang kehamilan saya waktu itu juga berisiko. Tetapi, saya tetap menjalaninya sampai akhirnya saya punya anak,” katanya beberapa waktu silam.

Rahasia dari keberhasilannya mempunyai seorang anak, katanya, berasal dari kekuatan dan kepercayaan yang diberikan oleh neneknya kala itu. Sang nenek berujar kepadanya agar jangan pernah putus asa dan menyerah untuk bisa mendapatkan seorang anak.

“Selain itu, nenek juga memberikan saya ramuan jamu-jamuan untuk memperlancar upaya mempunyai anak. Dan, pada akhirnya berhasil,” lanjutnya.

Meski kerap sedih, tetapi Ana berusaha tidak lagi fokus pada anak. "Semua itu jalan Tuhan, kalau memang sudah waktunya dikasih, ya dikasih. Sekarang kami jalani saja kehidupan rumah tangga kami sebaik-baiknya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com