Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/02/2014, 15:35 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

Sumber

KOMPAS.com — Sudah mendedikasian waktu dan pikiran pada perusahaan, tetapi ternyata Anda merasa apresiasi yang didapatkan tidak sebanding. Kondisi seperti ini salah satu dari sekian banyak pemicu depresi dan konflik tidak tuntas dalam diri. Apa yang harus dilakukan?

Pada situasi stagnan seperti tersebut di atas, umumnya seorang karyawan cenderung menyalahkan atasannya. Dengan menilai si bos tidak adil, pilih kasih, atau sengaja menyabotase jenjang karier mereka. Akibatnya, mereka pun mengerjakan tugas di kantor dengan setengah hati. Tak lagi antusias atau serius, sebab berpikir sebaik apa pun pekerjaan yang dilakukan, tak ada “imbalan” berarti dari perusahaan.

Mungkin saja, Anda pernah berpikir untuk mencari peluang yang lebih baik di perusahaan lain. Namun, saat memikirkan usia, rasanya sulit pindah ke perusahaan lain dan langsung menduduki jabatan impian.

Akhirnya, Anda pun jadi frustrasi dan menyerah pada keadaan. Terlebih kerabat dan keluarga yang sering kali mengatakan bahwa sebenarnya secara status, Anda lebih aman bertahan di perusahaan tempat Anda bekerja sekarang. Gaji cukup, tunjangan lancar, plus pasti kebagian jatah bonus tahunan perusahaan. Akhirnya, terciptalah pemikiran, untuk apa ambil risiko dengan pindah kantor? Iya jika fasilitas dan tunjangan lebih baik, kalau tidak bagaimana?

Coba simak saran dari Lynn Taylor, CEO Lynn Taylor Consulting, sekaligus penulis buku Tame Your Terrible Office Tyrant berikut ini, “Hati-hati dalam mengambil keputusan yang penting dalam hidup kita. Jangan sampai kita memilihnya karena alasan yang diungkapkan oleh orang lain. Itu tidak akan membuat kita lebih bahagia,” ujarnya menjelaskan.

Mengikuti arahan atau keputusan yang disimpulkan dari pandangan orang lain memang lebih mudah dan nyaman dibandingkan dengan keputusan yang didapat dari diri sendiri. Kelak tujuan gagal, Anda akan merasa, itu bukan salah Anda, tapi karena “bujukan” orang lain. Setidaknya untuk saat itu.

Apabila Anda menilai bahwa kantor mematikan kreativitas dan kemampuan Anda, sebetulnya tak ada alasan untuk bertahan. Karena dalih ekonomi? Coba tanyakan kepada diri Anda, buat apa punya pendapatan cukup, tetapi sehari-hari bak seperti robot pabrik yang tersistem mengerjakan pekerjaan itu-itu saja.

“Tentukan sendiri arah karier Anda. Ingin menanjak, diam di tempat, atau ada pilihan lain yang lebih menantang. Seperti berwirausaha? Mungkin ada baiknya Anda menjajal kemampuan berbisnis mulai dari sekarang dalam skala yang kecil dahulu. Siapa tahu lahan sukses Anda bermula dari sana.” tutup Taylor. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com