Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempita "Public Enemies 1920's", Persembahan Adjie Notonegoro

Kompas.com - 12/02/2014, 12:26 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com - Perancang busana Adjie Notonegoro kembali menggelar peragaan busana tunggal. Memilih tajuk “The Public Enemies 1920′s” yang terinspirasi dari daya pikat gaya berbusana perempuan muda di era 1920-an. Berlokasi di Apartemen Essence on Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (6/2). Adjie mempersembahkan gempita perhelatan yang pekat unsur glamour.

"Fashion juga mengalami rotasi dan saya ingin membawa kembali keindahan wajah mode di tahun 1920-an," tutur Adjie pada konferensi pers yang diselenggarakan di Essence Darmawangsa Apartement, Jakarta, Senin (3/2/2014) silam.

Untuk koleksi perdananya di tahun ini, Adjie menghadirkan koleksi busana mewah dan elegan. Melihat pemilihan bahan mewah seperti satin duchess, sifon, silk, french tulle, crepe de chine, tafeta dan lace chantilli, lengkap dengan taburan kristal swarovski dan bulu-bulu pada hiasan kepala. Tampak jelas, bahwa target yang disasar adalah perempuan kalangan atas.


KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO koleksi busana Adjie Notonegoro
Teknik layer tanpa pinggang alias loose, serta kreasi frill yang modern, tertuang memukau pada masing-masing koleksi yang dipamerkan. Lalu, permainan warna merah, emas, merah marun, biru, coklat dan putih, kian mendidihkan elegansi sebagai unsur terdepan. Garis rancang bertali tipis nan sensual pun, marak mendominasi. Di beberapa gaun, terlihat betapa siluet A-line tergarap romantis di tangan Adjie.

Aksesoris headpiece karya Sully Darsono yang dikreasikan dari mutiara, tersisip manis di sela-sela rambut para model, menghasilkan tampilan keseluruhan yang menggoda dan menarik perhatian.

Kali ini, Adjie tak hanya menghadirkan koleksi busana untuk perempuan saja, lini busana pria turut dipersembahkan dengan latar inspirasi serupa. Menghadirkan desain setelan jas lengkap dengan vest dan celana panjang yang senada, sentuhan motif bergaris, aksen dasi serta scarf di kantung serta topi fedora, menggenapkan melankoli masa lalu yang memikat.

Untuk warna-warna busana pria ini, Adjie memilih bermain aman dengan mengolah ragam warna netral, seperti hitam, abu-abu, dan cokelat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com