Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Minimnya Kepedulian Masyarakat terhadap Perempuan yang Mengalami Kekerasan

Kompas.com - 14/02/2014, 18:48 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Fenomena kekerasan terhadap perempuan di Indonesia, termasuk di kota besar seperti Jakarta, masih marak. Akan tetapi, kepedulian masyarakat untuk menolak hal tersebut masih terbilang minim.

Dhyta Caturani (39), salah seorang relawan dari gerakan "1 Billion Rising for Justice Indonesia", menuturkan bahwa banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang diibaratkan gunung es. Beberapa kasus ada yang dilaporkan oleh korban, tetapi masih banyak yang tidak mau atau bahkan malu untuk melaporkan hal tersebut.

"Menurut data dari Komnas Perempuan, kasus kekerasan terhadap perempuan mengalami peningkatan sebesar 181 persen dari tahun 2012 ke 2013. Itu yang di data, bagaimana dengan yang tidak masuk dalam data?" ujarnya kepada Kompas.com dalam acara 1 Billion Rising for Justice, yang digelar bertepatan dengan hari Valentine,14 Februari 2014.

Menurut data WHO, satu dari tiga perempuan di dunia mengalami kekerasan atau pelecehan seksual, dengan mayoritas rentang usia perempuan korban di ranah personal adalah 25-40 tahun. Sementara di Indonesia, tahun 2012, Komnas Perempuan menyatakan, sebanyak 35 perempuan menjadi korban kekerasan seksual setiap harinya.

Gerakan 1 Billion Rising for Justice merupakan sebuah kampanye menolak kekerasan terhadap perempuan yang sudah berlangsung di 207 negara. Tahun ini merupakan kali kedua gerakan ini diselenggarakan di Jakarta. Menurut salah seorang relawan lainnya, gerakan serupa juga telah diadakan di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Malang, dan Yogyakarta.

Evarina (33), suster sekaligus pengajar sekolah Putri Bunda Hati Kudus (PBHK) Kramat, Jakarta Pusat, yang kebetulan sedang berada di Monas, tertarik dengan gerakan ini. Menurutnya, sangat bagus karena sama-sama memperjuangkan keadilan dan tidak membeda-bedakan satu sama lain. "Jarang-jarang ada yang seperti ini. Kalau bukan anak muda, siapa lagi?" tuturnya.

Evarina juga mengatakan, acara serupa seharusnya lebih sering digelar agar pesan untuk perdamaiannya bisa tersampaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com