Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/03/2014, 16:26 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com – Pada suatu masa dalam hidup seorang perempuan, pasti ada momen di mana ia merasa lebih gemuk dari biasanya, yang akhirnya membuatnya untuk mencoba diet!

Aktivitas yang padat dan jadwal harian yang tidak selalu sama, membuat sejumlah perempuan melakukan diet yang dapat menurunkan berat badan secara instan. Salah satunya adalah Diet Grapefruit.

Berikut penjelasan, aturan, dan kontroversi dari diet yang hanya mengizinkan “penganutnya” untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan saja, seperti dikutip dari majalah MORE.

Teori

Grapefruit merupakan salah satu jenis buah jeruk, mirip seperti jeruk bali, namun ukurannya lebih kecil. Warna kulitnya oranye terang dan rasanya yang asam. Selain kaya akan vitamin C, potasium, magnesium, dan antioksidan, buah ini juga mengandung suatu enzim yang dapat membakar lemak.

Studi dari Jepang menyatakan, mengonsumsi setengah atau minum 8 ons jus buah keluarga sitrus ini tiap kali makan, bisa menurunkan berat badan. Hal ini karena grapefruit menghambat enzim yang terlibat dalam penyimpanan lemak dan karbohidrat serta mempercepat pembakaran lemak.

Grapefruit Diet termasuk dalam golongan diet rendah karbohidrat. Selama menjalankan diet ini,  Anda harus meningkatkan konsumsi daging, telur, dan pangan lain yang kaya lemak serta protein. Di saat yang sama Anda juga diharuskan mengurangi asupan gula, pati, buah-buahan, dan aneka produk gandum. Menurut panduannya, diet ini perlu diterapkan selam 10-12 hari.

Klaim

  1. Mampu menurunkan berat sebanyak 4,5 kilogram dalam waktu 12 hari.
  2. Indeks Massa Tubuh (BMI) menurun lebih rendah hingga enam persen setelah mempraktekkan diet ini.
  3. Tidak membuat lapar.

Kontroversi

Asupan kalori harian dalam program diet ini sekitar 1200 kalor, jauh di bawah batas yang dianjurkan, yakni 1500-1800 kalori.

Membuat tubuh kekurangan asupan karbohidrat dan mikronutrien esensial ( zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil, tetapi tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh).

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com