Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/04/2014, 10:46 WIB
KOMPAS.com - Ada dua tipe bos di dunia. Bos ber-Gen Y (usia 21-36 tahun) dan bos ber-Gen X (usia 37-50 tahun). Gen yang manakah bos Anda? Sebab, beda generasi, beda juga cara meladeninya.

Sejak tahun 2008 hingga 2013, tren dunia kerja telah mengalami banyak perubahan. Menurut lembaga rekrutmen terbesar di Amerika EY, usia pekerja makin lama makin muda. Itu sebabnya, di sebagian besar perusahaan di dunia, sepertiga jabatan manajer dipegang oleh mereka yang usianya 21 hingga 36 tahun.

Menganggap karyawan adalah partner
Usia si bos lebih tua sih biasa, tapi kalau yang terjadi si bos jauh lebih muda? Inilah yang sering menjadi masalah saat Gen Y memiliki karyawan yang usianya jauh lebih matang. Biasa bicara blak-blakan, menganggap semua rekan kerja adalah partner, kadang membuat mereka dianggap kurang “sopan” oleh generasi pendahulunya. Walau sebenarnya mereka tak bermaksud demikian.
Do: Yang bisa kita lakukan bila memiliki bos lebih muda ialah menjadi Gen Flux, yaitu generasi yang mudah beradaptasi. Tunjukkan kalau bertambahnya usia bukan penghalang untuk bekerja produktif. Bila ia sedang berlari, maka bergeraklah cepat bersamanya. Bila ia sedang santai, maka nikmatilah waktu selagi bisa.

Time is money
Berbeda dengan Gen X yang menganggap kalau waktu adalah investasi, bos Gen Y menganggap kalau waktu 9 to 5 adalah mata uang. Sehingga mereka cukup ketat dalam masalah waktu dan menuntut karyawan untuk disiplin.
Do: Bagi bos ber-Gen Y, hidup adalah hari ini. Mereka seakan anti untuk mendengar kata “nanti ya bos” dari karyawannya. Walau pekerjaan masih dalam progres, teruslah memberikan update kalau tak mau dibaweli.

Tech savvy
Tumbuh di tengah teknologi yang berkembang cepat, bisa dibilang, hampir semua bos ber-Gen Y akan merasa hidupnya kurang lengkap tanpa gadget maupun aplikasi mobile. Tak hanya untuk memudahkan pekerjaan, mereka akan memaksimalkan media sosial untuk membangun bisnis serta networking.
Do: Bos Gen Y memiliki rasa ingin tahu di atas rata-rata. Jangan heran kalau mereka akan mengecek akun sosial media calon karyawannya. Mereka juga tak segan untuk meng-add setiap akun yang kita miliki. Punya bos tipe ini, berusahalah untuk mengimbanginya soal teknologi bila tak ingin dianggap kurang up-to-date. Hati-hati juga dalam menulis status karena diam-diam dia juga menilai.

Work hard play hard
Untuk bisa menjadi karyawan favorit si bos Gen Y, ada 2 kritreria yang dibutuhkan. Pertama: siap bekerja kapan pun dibutuhkan. “Kalau saya saja bisa, mengapa Anda tidak?” Itulah kalimat Andalannya. Kedua: siap diajak senang-senang, tak sekadar rumah-kantor-rumah.
Do: Jika ingin menemukan hidup yang seimbang, bos ber-Gen Y bisa memberikannya untuk kita. Cukup patuhi jam kerja 9 to 5, pulang teng-go bukanlah masalah bagi mereka. Biasa berpikir realistis, sehingga bila kita merasa pekerjaan sudah terlalu menumpuk, utarakan alasan yang tepat. Dia tak akan segan membantu atau mendelegasikannya untuk yang lain.

Asyik sendiri dengan pekerjaannya
Saat sedang deadline, bos Gen Y akan sangat fokus pada pekerjaannya seakan tak mau diganggu. Padahal, diam-diam ia juga menilai kinerja anak buahnya.
Do: Bila ada pekerjaan yang sulit dimengerti, ketimbang bengong dan bilang iya-iya saja, mereka lebih senang bila kita bertanya. Gen Y akan merasa risih bila melihat karyawannya diam, walau sebenarnya sedang berpikir keras. Jadi, utarakan kesulitan di awal saat kita mendapat proyek baru misalnya. Ketimbang, nanti-nanti dan ternyata salah jalan.

(CHIC/Ayunda Pininta Kasih/ Precilia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com