Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Beli Jam Tangan Palsu, Harapan Memberantas Barang Tiruan kian Jauh

Kompas.com - 27/04/2014, 12:20 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis



KOMPAS.com –
Ungkapan yang menyatakan "Ada harga ada barang", bukan sekadar metaforsa tanpa makna. Sebab realitanya, terutama pada koleksi mode dan elektronik jelas membuktikan bahwa yang berharga mahal pasti berkualitas terbaik!

Membeli produk dengan harga jual fantastis bukan menjadi masalah bagi Anda yang memiliki dana tidak terbatas. Lalu, bagaimana dengan mereka dengan dana belanja terbatas tetapi ingin tampil gaya? Tak sedikit yang akhirnya memilih cara paling memalukan, yaitu membeli produk tiruan.

Nah, melihat tingginya minat konsumen terhadap produk tiruan, akhirnya dimanfaatkan oleh sejumlah oknum tidak bertanggung jawab dengan memproduksi produk palsu dan tiruan ini.  Siapa yang tidak tergoda, harganya jauh lebih murah, dan secara kasat mata tidak tampak palsu.

"Memang sangat sulit membedakan barang orisinal dengan barang tiruan. Barang-barang tiruan ini dibuat sangat mirip dengan aslinya, bahkan sampai ke detail-detailnya," kata Konsultan Fashion Branding, Bette Bondo, seusai konferensi pers Jakarta Fashion Week 2015 di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2014) lalu. 

Bondo menambahkan, tak heran jika akhirnya untuk mengidentifikasi barang tiruan  semakin sulit. Dulu, salah satu cirinya adalah kualitas produk yang lebih buruk. Namun, kini produsen barang tiruan semakin “pintar” dan “canggih” dalam menyamarkan kualitas serta material produk, agar terlihat sangat mirip dengan yang orisinal.

Selain itu, cara mencegah membeli barang tiruan adalah dengan membelinya langsung di gerai resmi dengan harga jual yang sesuai dengan kualitas yang diberikan. Namun sekarang, hal tersebut bukan lagi menjadi jaminan. "Belum tentu juga, saya pernah melihat tas merek terkenal di sebuah toko besar, harganya mahal namun kualitas bagus, tapi ini ternyata tiruan," ujarnya. 

Tidak hanya sampai di situ, para produsen barang tiruan dengan terampil mengkualifikasikan produknya dengan sejumlah diversifikasi, yakni KW Super, KW 1, KW 2, dan seterusnya.


Rantai pembajakan dan peniruan ini memang sangat sulit diberantas tanpa ada bantuan serta tindakan keras dari pemerintah. Namun, bagaimana bisa dihentikan jika petinggi negeri ini ternyata konsumen produk tiruan. Masih hangat soal kasus jam tangan Richard Mille RM 011 Felipe Massa Flyback Chronograph "Black Kite", milik Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Di depan awak media, Moeldoko mengaku bahwa jam tangan bernilai Rp 1 miliar tersebut adalah barang tiruan seharga Rp 5 juta.

"Barang orisinal dan tiruan ini punya pangsa pasarnya masing-masing, yang punya uang banyak bisa beli barang orisinal dan tidak punya uang ya beli barang tiruan," kata Bondo. 

Lebih lanjut Bondo menegaskan bahwa karakter seseorang juga memengaruhi kebiasaan membeli produk orisinal dan tiruan ini.  "Semua tergantung karakter dan pola pikir masing-masing orang. Ada orang yang merasa ada kebanggaan sendiri kalau bisa membeli barang mahal dari hasil mengumpulkan uang. Ada juga orang yang berpikir tidak masalah dengan barang tiruan yang penting murah dan bisa gaya. Ya, semua keputusannya ada di diri masing-masing," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com