Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menggendong Bayi Perlu Perhatikan Perkembangannya

Kompas.com - 10/05/2014, 10:40 WIB
KOMPAS.com - Ada tiga perkembangan yang harus diamati saat menggendong bayi, yakni perkembangan kepala, punggung, dan kekuatan kaki.

Bayi baru lahir hingga kurang lebih usia tiga bulan belum punya keseimbangan yang baik, lantaran kekuatan leher, punggung, dan kakinya belum menyangga dengan baik tubuhnya. Jadi, yang perlu diperhatikan saat menggendong bayi adalah menyangga ketiga bagian tadi, terutama leher dan punggung.

Setelah tiga bulan, umumnya leher bayi sudah kuat, ditandai dengan tegaknya leher. Begitu pula bagian punggungnya, sudah kuat menyangga tubuhnya, sehingga bayi siap digendong dengan posisi yang lain.

Meski begitu, usia bayi tak selalu bisa jadi patokan, karena perkembangan bayi berbeda-beda. Jadi, bila di usia tiga bulan ternyata lehernya belum dapat tegak dengan baik, ya jangan paksakan digendong dengan posisi lain karena bisa bikin cedera.

Bayi baru lahir
Berdasarkan perkembangannya, maka bayi baru lahir hanya bisa digendong dengan posisi berbaring di lengan, kepala dan leher berada di lipatan siku sedangkan tangan lain menahan punggung hingga bokong bayi.

Dengan posisi ini, kita pun bisa menggendong bayi menggunakan kain panjang (jarit) maupun alat gendong (sling) yang kini populer, tetaplah ingat untuk menyangga leher dan kepala si kecil.

Bila menggunakan alat gendong perhatikan tali-tali dan pengaitnya, pilih yang tak licin dan tak mudah lepas. Cari pula yang berbahan lembut dan menyerap keringat, semisal katun.

Posisi menggendong bayi lainnya adalah tegak seperti posisi menyendawakan.  Namun ingat, satu tangan tetap harus menopang leher dan kepala, sementara tangan lain memegang pantat dan sebagian punggung. Selain itu, dengan posisi tegak, tentunya kita tak bisa menggunakan alat gendong maupun kain jarit.        

Selamat menggendong si kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com