Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Berjuang Pertahankan Keperawanan pada Zaman Sekarang

Kompas.com - 05/06/2014, 16:41 WIB
Kontributor Female, Melissa Hendrasari

Penulis


KOMPAS.com --
Dua orang pemuda dari Inggris membeberkan keputusan mereka untuk tetap mempertahankan keperawanan. Suatu hal yang tidak mudah, mengingat gaya hidup pemuda Britania yang terbilang serba bebas dan menganggap seks sebagai hal biasa dalam mengekspresikan cinta.

Radhika Sanghani (18), warga negara Inggris, dengan bangga mengaku bahwa dirinya masih perawan. Keputusannya ini tidak ada paksaan dari pihak mana pun, justru ia ingin mengajak pemuda lainnya untuk melakukan hal yang sama. Menurut dia, keperawanan itu adalah sesuatu yang bernilai dan tidak patut untuk dipertaruhkan.

Mengenai hal tersebut, Sanghani menuliskan keluh kesahnya pada buku berjudul Virgin. Buku ini mengisahkan tentang seorang mahasiswi berusia 21 tahun bernama Ellie Kolstakis yang berjuang mempertahankan keperawanannya di tengah gaya hidup sekolah yang serba bebas. Akibatnya, ia sering menerima penolakan dari teman-teman sebaya yang aktif secara seksual.

Selanjutnya, Phil Lyman (18), seorang penulis lepas, mengatakan masih menjaga keperjakaannya sampai nanti bertemu dengan seorang wanita yang benar-benar ia cintai. “Salah satu alasan kenapa saya mempertahankannya karena saya melihat banyak teman yang tertekan dan seperti 'dipaksa' untuk melepaskannya demi terlihat keren. Sangat menyedihkan,” ujarnya.  

Lebih lanjut Phil mengatakan, “Ada saat ketika saya merasa begitu menginginkannya (seks), sampai terkadang susah untuk meredamnya. Namun, prinsip dan niat yang saya tanamkan dalam diri sudah sangat mendalam. Akhirnya, rasa itu berlalu sendiri.”

Baik Shanghani maupun Phil mengaku apa yang menjadi prinsip mereka tersebut tidak ada hubungannya dengan agama dan budaya.

Cheryl Speak, pendiri komunitas untuk remaja bernama You’re Amazing, berharap semakin banyak remaja wanita yang masih perawan dan perjaka untuk menjadi anggota mereka. Pasalnya, menurut Cheryl, remaja hanya mau mendengar masukan positif dari teman sebayanya. Ketika orang yang lebih tua yang menyampaikan hal itu, mereka cenderung menutup diri karena, tentu saja, isu keperawanan sangatlah sensitif dan berkaitan dengan harga diri.  

Seorang penulis buku Losing it: How We Lost Our Cherry Over The Last 80 Years and is now running ‘The Virginity Project’, Kate Monro, berhasil mengumpulkan 300 narasumber yang telah mengirimkan kisah-kisah inspiratif soal pengalaman mereka saat kali pertama bercinta. Manis, getir, dan mengecewakan, mereka utarakan secara lugas dengan tujuan bisa menjadi inspirasi seluruh generasi muda di Inggris.

Monro sendiri yang kini berusia 40 tahun mengaku kehilangan keperawanan pada umur 15 tahun atas paksaan dari kekasih dan teman-teman sebayanya yang telah berhubungan seksual. Apakah ia menyesal? Monro menjawabnya dengan bijak, andaikan saat itu bisa memilih, ia akan melepaskan keperawanan pada pria yang ia sebut sebagai belahan jiwanya sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com