Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2014, 18:42 WIB
Kontributor Female, Agustina

Penulis

Sumber yahoo.com

KOMPAS.com -- Selain tubuh yang menggemuk, mimpi buruk untuk wanita lainnya adalah rambut yang rapuh dan mudah rontok. Selain faktor genetis, rambut rontok juga disebabkan oleh karena kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering kita aplikasikan pada rambut.

Menurut survei, hampir 50 persen wanita di dunia mengalami rambut rontok, dengan kuantitas hingga 50-100 helai per hari. Bayangkan jika terus terjadi, dan Anda tidak melakukan tindakan preventif, bisa-bisa suatu pagi Anda terbangun dengan kepala setengah botak.

Salah satu penyebab kerontokan rambut adalah sering mengikatnya sepanjang hari, atau selama tidur malam hingga pagi. Memang benar, menata rambut dengan dikucir atau dikepang lebih praktis dan rapi, tetapi jangan lakukan terlalu sering, karena bisa menyebabkan ketegangan pada area folikel rambut. Alhasil, rambut jadi pecah-pecah dan kering.

Pada kasus tertentu, kebiasaan mengucir rambut bisa memicu rasa gatal dan menyebabkan kulit kepala luka basah. Akibat rasa gatal tersebut, tanpa disadari Anda jadi semakin sering menggaruk kepala. Kebiasaan ini menyebabkan rambut mudah rapuh dan helai rambut yang rontok pun semakin banyak setiap hari. Berhati-hatilah!

“Rambut rusak yang terus dikucir bisa menimbulkan masalah alopecia, yaitu kondisi folikel rambut yang terus melemah secara permanen dan membuat rambut berhenti tumbuh. Maka dari itu, jangan mengucir rambut, terutama saat tidur malam,” ujar Doris Day, MD, dermatolog dari New York, Amerika Serikat, seperti dikutip Yahoo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber yahoo.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com