Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Cemburu Dianggap Wajar dan Tidak Berlebihan?

Kompas.com - 01/07/2014, 14:57 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis


KOMPAS.com –Cemburu bisa datang kapan saja dan bisa menimpa siapa saja, tergantung kita saja bagaimana menyikapinya. Pada hubungan suami dan istri, rasa cemburu adalah sesuatu yang wajar. Sebab, cemburu bisa juga dimaknai sebagai “bumbu penyedap”, agar hubungan senantiasa harmonis dan segar.

Namun, saat kadar cemburu bergulir berlebihan, ini bisa menjadi malapetaka dalam sebuah hubungan.
"Kecemburuan yang sehat bisa membantu Anda menyadari ketika segala sesuatunya tidak berjalan baik dalam hubungan. Anda harus memerhatikan sinyal-sinyal ini. Ketika selalu merasa cemburu, maka ini jadi bendera merah bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki," kata Psikolog Klinis, Barbara Greenberg.

Alih-alih menuduh diri sendiri yang melankolis dan "lebay", karena sering cemburu tak beralasan. Mari simak beberapa situasi dan kondisi di mana perasaan cemburu dianggap wajar dan tak berlebihan.

1. Dia lebih mendengarkan orang lain
Selama masih orangtua yang ia jadikan tempat mengadu dan bercerita, ini sah-sah saja. Namun, kalau ternyata dirinya lebih sering mendengarkan teman atau mantan pacarnya? Ini tak wajar.

"Katakan padanya kalau sikap mengabaikan pendapat Anda ini sangat menjengkelkan dan membuat Anda merasa tak nyaman. Mungkin saja dia tidak sadar kalau cara ini menyakiti Anda. Sebagai pasangan, sangat penting untuk merasa bahwa Anda berdua adalah satu tim yang kompak," kata pakar hubungan, Jane Greer.

Yakinkan suami bahwa Anda tak melarangnya untuk mendengarkan saran dari orang lain, tetapi ingatkan juga bahwa sebagai seorang istri, Anda juga ingin bisa memberi masukan, khususnya dalam hal-hal penting.

2. Dia menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman-teman
Sesekali bermain dengan teman-teman kantor tak masalah, tapi kalau terlalu sering dan nyaris setiap hari, Anda patut cemburu. Kebiasaan si dia yang demikian, secara tak langsung mengatakan bahwa Anda bukan prioritas dalam hidupnya.

"Kalau mengalami hal ini, ajaklah dia bicara terutama saat sedang berdua saja.  Jangan ajak dia bicara di saat dia ingin pergi bersama teman-temannya. Ini akan membuat dia merasa terpojok dan merasa seperti dipaksa mengubah rencananya demi Anda," kata Greer.

3. Dia merayakan prestasi kerja dengan orang lain
Prestasi yang diperoleh si dia di kantor, sedikit atau banyak juga karena peran Anda yang selalu mendukungnya. Namun, apa yang terjadi saat ia mendapatkan promosi? Alih-alih merayakannya dengan Anda, suami lebih memilih merayakannya bersama rekan kerja. Wah, bagaimana mungkin Anda tak cemburu?

Mungkin dia bingung, mengapa tiba-tiba Anda cemburu dengan hal ini. Maka dari itu, sangat penting untuk menjelaskan kepada si dia alasan dibalik rasa cemburu Anda. Jelaskan tanpa bermaksud menuduh, utarakan alasan yang realistis mengenai rasa cemburu Anda tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com