Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cameron Mott dan Nola Ochs, Inspirasi untuk Orangtua Mencerdaskan Diri

Kompas.com - 07/07/2014, 12:24 WIB
Wardah Fajri

Penulis

KOMPAS.com - Tak ada yang bisa menghalangi seseorang untuk maju mengembangkan diri, kecuali dirinya sendiri. Inilah yang dibuktikan oleh perempuan belia dan seorang nenek di Amerika. Kedua perempuan ini dapat menjadi contoh tepat untuk para orangtua agar bersemangat mengembangkan diri demi mencerdaskan dirinya dan anak-anak yang diasuhnya.

Seorang anak perempuan Cameron Mott dan seorang nenek bernama Nola Ochs menunjukkan bahwa dengan fokus pada kekuatan diri bukan kekurangan, seseorang bisa meraih apa pun yang diinginkannya.

Hidup dengan setengah otak
Cameron Mott, pada usia tiga, didiagnosa mengalami kelain otak Cortical dysplasia. Anak yang memiliki kelainan ini kerap mengalami kejang bisa mencapai 30 kali setiap harinya. Pada usia lima, Cameron didiagnosa mengalami kelainan sindrom Rasmussen. Kondisi membuat otak kanannya rusak, dan harus diangkat. Cameron pun menjalani terapi untuk melatih otaknya agar tetap bisa beraktivitas normal seperti anak-anak seusianya. Hampir sebulan menjalani terapi, Cameron menunjukkan perkembangan. Ia bisa berjalan dan mulai bersekolah.

Satu hal yang membuat Cameron bersemangat menjalani hidup dengan kondisi hanya memiliki otak kiri, ia ingin menjadi balerina. Keinginan yang diucapkannya saat masih belia, terekam oleh otak, dan membuatnya bersemangat mengejar cita-citanya.

Lulus S-2 pada usia 98
Lain lagi kisahnya dengan Nola Ochs. Perempuan yang lahir pada 22 November 1911 ini tak melihat usia tua sebagai halangan untuk menjalankan apa yang diinginkannya, yakni menyelesaikan pendidikan hingga S-2.

Nola berhasil menuntaskan pendidikan S-2 dan lulus pada usia 98 tahun 2010. Menurutnya, usia hanyalah angka yang tidak ada efek sama sekali terhadap apa yang ingin dilakukannya. Selama masih memiliki kesehatan, baginya ia bisa melakukan apa saja meski sudah berumur.

Nola juga meraih Guinness World Record sebagai mahasiswi tertua yang lulus membawa gelar diploma di Fort Hays State University (FHSU) di Hays, Kansas. Peristiwa yang terjadi pada 14 Mei 2007 ini semakin menarik karena ia lulus bersamaan dengan cucunya, Alexandra Ochs yang saat itu berusia 21. Pada ulang tahun ke 100, Nola masih tercatat sebagai mahasiswa gelar master di FHSU dan menjadi asisten pengajar.

Contoh untuk orangtua
Resourceful Parenting Indonesia (RPI) melihat kekuatan kedua perempuan ini sebagai bukti bahwa otak akan terus berkembang selama terlatih. Kemauan seseorang lah yang akan mendorong otak untuk terus bekerja.

Fasilitator RPI, Inda Helen, mencontohkan bagaimana kedua perempuan ini punya kemauan dalam hidup dan tidak melihat kekurangan dalam dirinya sebagai hambatan.

"Otak menyesuaikan kemampuan seseorang. Seperti Cameron yang tak punya otak kanan, maka otak kiri akan menyesuaikan kemampuan dirinya untuk membantu apa yang mau ia lakukan. Keinginan menjadi balerina mengandalkan kreativitas yang erat kaitannya dengan otak kanan, justru membantu otak kirinya untuk menyesuaikan kemauan tersebut," katanya.

Sel otak tidak akan berhenti. Satu-satunya yang membuatnya berhenti adalah kalau kita menghentikan kerjanya dengan tidak mau belajar, tidak melatih otak dengan melakukan berbagai hal baru yang bisa menambah kemampuan dalam diri.

Berangkat dari pengalaman nyata inilah, Inda semakin yakin bahwa ketika seorang anak terlatih kecerdasan majemuknya dengan baik maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh. Untuk mencetak anak cerdas utuh, otak perlu terus distimulasi. Bukan hanya otak anak tapi juga orangtuanya agar terus mau belajar bagaimana caranya mengembangkan kecerdasan anak.

Kalau Cameron bisa hidup penuh semangat dengan setengah otak, juga Nola yang membuktikan masih bisa kuliah di usia senja, tak ada lagi alasan yang membuat orangtua tak mau belajar untuk mencerdaskan dirinya demi mencerdaskan anak-anaknya.

Bukankah anak bisa cerdas hanya kalau orangtuanya juga mau belajar untuk mencerdaskan diri agar bisa memberikan pengasuhan terbaik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com