Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Busana Itu Tak Beragama, Pemakainya yang Beragama"

Kompas.com - 27/07/2014, 19:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Perkembangan busana muslim, khususnya busana muslimah di Indonesia, kian tahun kian mengalami peningkatan pesat. Baik dari segi gaya rancang, juga strategi pemasaran.

Namun, meskipun begitu, masih saja banyak orang yang salah kaprah dalam memandang dan mengaplikasikan busana muslim.

Menurut syariah islam secara umum, busana muslimah yang tepat adalah menutup aurat, tidak menggunakan bahan transparan atau tembus pandang, tidak membentuk lekuk tubuh, hijab menutupi bagian kepala hingga dada, panjang busan tak boleh terinjak sepatu, tidak ada hiasan berbentuk manusia atau binatang, dan masih banyak lainnya. 

Umumnya, tata cara berbusana muslim ini kerap dihiraukan oleh sejumlah muslimah. Kebanyakan dari mereka menganggap, selama sudah menutupi rambut, ini berarti sudah mentaati aturan berhijab dengan benar.

"Pada dasarnya busana itu tidak beragama, yang beragama adalah si pemakainya. Maka, jangan heran masing-masing individu memiliki pemikiran dan pemahaman yang berbeda tentang fashion atau busana muslimnya," ujar Ibu Jetty R. Hadi, Direktur Edukasi Indonesia Islamic Fashion Consortium, saat ditemui pada acara Ragam Kreasi dan Gaya Busana Muslim Indonesia di restoran MDL, Kota Kasabinlanka, beberapa waktu lalu.

Selanjutnya, dengan lugas, Jetty juga mengutarakan rasa tidak setujunya terhadap penyebutan tren busana muslim syar'I. Menurutnya, lebih baik sebut saja dengan istilah busana hijab panjang atau longgar.

Jetty yang juga seorang Pemimpin Redaksi Majalah Noor ini, mengatakan bahwa kelebihan busana muslim di Indonesia adalah kita semua bebas berkreasi, tidak ada peraturan mengikat tentang bentuk atau warna busana muslim dari pemerintah,  seperti yang terjadi dii negara-negara muslim kawasan Timur tengah.  

Kondisi ini pun memberikan muslimah Indonesia kebebasan berkreasi dalam memadumadankan unsur warna, bentuk, serta unsur-unsur etnik kebudayaan Indonesia, pada satu tampilan busana muslim.

Alhasil, seperti yang kita lihat belakangan ini, begitu banyak karya perancang busana muslim dari Indonesia yang mencetak tren, baik di negeri sendiri juga mancanegara. Dengan demikian, tak berlebihan rasanya, jika pada tahun 2020 mendatang Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) menetapkan Indonesia harus menjadi pusat mode busana muslim dan muslimah. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com