Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Perancang Busana "Sulap" Sampah Jadi Karya Mode Penuh Daya Tarik

Kompas.com - 14/08/2014, 15:00 WIB
Christina Andhika Setyanti

Penulis

KOMPAS.com -Merdi Sihombing, Fashion dan Tekstil Desainer, mengerahkan kreativitas dengan berkreasi "mengawinkan" sampah dan busana.

"Ini tentunya dua kutub yang sangat berbeda, antara sampah rumah tangga dan pasar tradisional dengan busana. Namun, ternyata berhasil," kata Merdi Sihombing saat bincang media setelah peluncuran bukunya, Perjalanan Tenun di Alun-Alun Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (12/8/2014) lalu.

Busana ramah lingkungan dikreasikan pria kelahiran Medan ini dalam rangka pemanfaatan alternatif bahan pewarna alami. "Selain itu, ini juga merupakan proyek saya dengan DKI Jakarta, khususnya Setu Babakan," katanya.

Sampah limbah rumah tangga dan pasar tradisional diolah menjadi bahan pewarna alami untuk kain-kain tekstil. Untuk membuat warna-warna alami, Merdi menggunakan limbah berupa kantung teh celup, puntung rokok dan juga kulit jengkol. "Ada berkarung-karung sampah yang saya dapatkan dari perkantoran dan pasar. Sekarang ini, saya juga kerjasama dengan pabrik teh untuk mendapatkan limbah teh celupnya," ujarnya.

Merdi menambahkan, sampah-sampah ini dipisahkan terlebih dulu kemudian direbus untuk mendapatkan air berwarna. Setelah itu, kain-kain pun dicelupkan ke dalam air rebusan. Setiap kain dicelup dalam kuantitas yang berbeda-beda, tergantung pada kepekatan warna.

"Biasanya bisa 40-50 kali celup untuk satu kain. Semakin banyak dicelup maka semakin gelap dan pekat warnanya," ujar pria lulusan sekolah mode Bunka dan Esmod tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com