Sebenarnya denim abukanlah gaya celana, melainkan salah satu varian garmen yang kali pertama diperkenalkan oleh Levi Strauss pada warga Amerika Serikat di tahun 1850-an. Bahan ini langsung menarik minat para pekerja tambang di Negara Paman Sam tersebut. Sebab, sifat bahan denim yang tebal tapi tidak panas, sangatlah nyaman untuk dikenakan selama bekerja.
Berkaitan dengan perkembangan celana jeans dan bahan denim, Dewi utari yang tersohor sebagai penata busana senior sekaligus pakar mode, mengatakan bahwa yang membedakan jeans pada era 80 dan 90-an adalah materialnya.
Zaman dulu celana jeans menggunakan bahan raw denim yang masih berat, belum menerapkan teknologi wash, dan lain-lain. Jadi, celana jeans masih berat dan kaku. Ini sama sekali berbeda dengan jeans zaman sekarang yang telah mengalami banyak inovasi, baik dalam jenis bahan dan gaya rancang.
Lalu, mengenai perkembangan tren model jeans, menurut Dewi, masih didominasi oleh model skinny jeans.
“Sebenarnya skinny jeans sudah ada sejak lama, tapi sekarang kembali lagi. Tahun 90-an dulu yang menjadi tren adalah model hipster, celana ini pinggangnya ada di bawah pusar. Tahun 80-an, tren yang beredar celana jeans highwaist, pinggangnya di atas pusar. Sekarang, kembali ke gaya jeans klasik, tapi skinny jeans masih jadi tren hangat karena bisa memperlihatkan kaki jenjang yang memakai. Menurutku, skinny jeans masih akan terus digemari dan menguasai tren hingga tahun depan,” urai Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.