Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Pernikahan Megah Berpengaruh terhadap Kebahagiaan Rumah Tangga?

Kompas.com - 05/09/2014, 21:00 WIB
Syafrina Syaaf

Penulis

KOMPAS.com - Siapa tidak suka pesta pernikahan yang megah? Sebagian orang mungkin memilih pesta pernikahan intim yang dirayakan hanya bersama sejumlah keluarga dan kerabat. Namun, mengundang banyak orang yang kita kenal dianggap sebagai bentuk doa dan harapan bagi kelanggengan sebuah usia pernikahan.

Riset terkini baru saja menemukan persepsi lain bahwa menggelar pesta pernikahan resmi secara besar-besaran lebih baik karena mampu menuntun Anda menjalani kehidupan pernikahan yang lebih baik. Benarkah pendapat tersebut?

"Secara psikologi sosial, masyarakarat sebenarnya menyukai semua hal berbau konsisten. Dengan membuat deklarasi komitmen disaksikan oleh ribuan orang akan berdampak pada ikatan mewujudkan komitmen tersebut," ujar peneliti, Galena K Rhoades.

Temuan tersebut juga dirilis oleh Galena untuk National Marriage Project di Universitas Virginia. Scott M Stanley, seorang peneliti sekaligus profesor psikologi lulusan Universitas Denver, juga menemukan data dari Relationship Development Study saat meneliti 418 pesta pernikahan dan kualitas pasangan setelah pesta pernikahan usai.

"89 persen dari total semua individu yang menikah dan masuk dalam penelitian ini tercatat menggelar pernikahan mewah. Dan, diakui mereka kualitas pernikahan akan terjaga dibanding mereka yang tidak," ungkap Scott.

Dalam penelitian tersebut, mengundang banyak tamu saat menggelar pesta pernikahan ternyata berkorelasi dengan sebuah kualitas pernikahan.

Sebagai contoh, pasangan yang mengundang tamu sebanyak 50 orang atau lebih sedikit dilaporkan 31 persen mengalami kepuasan menjalani pernikahan. Persentase tersebut meningkat menjadi 37 persen bagi pasangan yang mengundang tamu berkisar antara 50 orang hingga 149 orang. Bahkan lagi-lagi naik menjadi 47 persen bagi mereka yang mengundang tamu lebih dari 150 orang.

"Besar atau kecil, pesta pernikahan akan merefleksikan dan mengubah konteks komunitas sebuah pernikahan. Pernikahan adalah perayaan bersama-sama yang mencakup semuanya, mulai dari keluarga, teman dekat, dan relasi di sekitarnya," tambah Scott.

Emily Durkheim, sosiolog, memaparkan bahwa pernikahan terkait dengan hidup bermasyarakat. Artinya, pernikahan mengandung makna dan stabilitas kehidupan sosial. Asosiasi antara menikah dengan perasaan menghargai dan memperjuangkan kebahagiaan tecermin sebagai dinamika bagi pasangan.

Emily juga menjelaskan dua alasan lainnya. Pertama, pernikahan menumbuhkan dukungan untuk melebarkan jaringan pertemanan dan keluarga. Kedua, pasangan dengan pesta pernikahan formal kemungkinan memiliki ikatan kuat dengan jaringan sosial tadi.

Tetapi tentu saja, pesta pernikahan formal dengan mengundang banyak tamu bukan satu-satunya rahasia pernikahan yang sukses dan bahagia. Ada beberapa faktor lainnya, seperti pasangan yang membangun nuansa romantis lewat komunikasi intens serta hubungan seksual yang terjalin baik dan lancar. (Ridho Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com