Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Jangan Larang Anak untuk Bermain di Taman

Kompas.com - 19/09/2014, 07:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com — Serangkaian pemberitaan mengenai kejahatan yang terjadi pada anak tentunya membuat banyak orangtua khawatir untuk membiarkan anak-anak bermain di ruang terbuka, seperti taman publik dan lapangan olahraga yang tersedia di sejumlah perumahan modern.

Selain itu, berbagai jenis penyakit yang menular lewat udara semakin mengentalkan rasa tidak nyaman orangtua untuk mengizinkan anak-anak beraktivitas di luar rumah. Akhirnya, lagi-lagi, mal atau pusat pebelanjaan yang menyediakan wahana bermain menjadi pilihan destinasi rekreasi pada akhir pekan.

Menurut dokter spesialis anak, dr Markus Danusantoso, SpA, sangat penting bagi seorang anak untuk mendapatkan stimulasi atau rangsangan yang optimal dari kegiatan di dalam ruangan, juga di luar ruangan.  

Ditemui dalam acara Media Gathering 40 tahun Early Learning Centre (ELC) di The Cloud, The Plaza, Jalan MH Thamrin, Jakarta, dr Markus menjelaskan bahwa saat anak sudah mulai bisa berjalan, orangtua harus mengenalkannya pada tempat bermain di luar ruangan.

“Anak harus mencoba mengeksplorasi lingkungan di luar rumah, mereka perlu mengenal benda-benda selain mainan. Anak harus mengenal makhluk lain, seperti rumput, pohon, tanah, atau hewan yang hidup di alam bebas. Mereka harus mengenal dan piawai dalam memanfaatkan benda-benda di luar rumah, atau justru bermain dengan mainan biasa di luar rumah," jelasnya.

Sebagai orangtua, sewajibnya Anda mengenalkan anak-anak pada kegiatan menyenangkan yang umum dilakukan di luar rumah, terutama anak usia balita. Tujuannya agar saat memasuki usia sekolah, mereka jadi lebih mudah beradaptasi pada lingkungan baru dan juga dengan teman-teman sebayanya.

"Seorang anak harus mengenal alam, tidak boleh hanya mengenal lingkungan rumah. Bahkan anak berusia 2-3 bulan sudah boleh dibawa keluar rumah untuk mengenal lingkungan selain rumah dan orangtua. Hal ini dimaksudkan agar anak mendapatkan stimulasi yang optimal,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com