Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nama Anak Zaman Sekarang Susah Dieja dan Dilafalkan

Kompas.com - 22/09/2014, 21:00 WIB

KOMPAS.com — Orangtua zaman sekarang cenderung memberikan nama yang panjang dan sulit dieja untuk anak-anak mereka. Seiring waktu, hal yang demikian seolah menjadi tren yang hangat dan semakin marak. Beberapa nama yang sulit dieja dan dilafalkan adalah Xiovariel, Queennaya, Ghassan, Aldebaran, Altair, Azzahra, Ixia, Yuriexa, Razanaraghda, Odhiyaulhaq, dan masih banyak lagi.

Umumnya, orangtua mencari inspirasi nama anak melalui internet yang menyediakan informasi pilihan nama anak-anak dari seluruh penjuru dunia. Maka dari itu, ejaan-ejaan yang tidak biasa, seperti ee, rr, yy, atau zz, kian banyak bermunculan, begitu juga dengan penggunaan strip atau tanda kutip.

Ada pula yang terinspirasi oleh film (Denzel, Aisha), pemain sepak bola (Xisco), atau karakter permainan komputer (Altair) saat memberikan nama kepada anak mereka.

Tren nama anak di Indonesia ini pun pada akhirnya “menyingkirkan” nama-nama sederhana, seperti Budi, Bambang, Ani, dan Wati, dalam daftar nama anak yang baru lahir di Indonesia. Bahkan Annisa sudah menjadi nama yang tidak populer di kalangan menengah.

Anak yang namanya hanya terdiri dari dua kata menjadi sesuatu yang langka. Tren nama anak di Indonesia saat ini seolah-olah memberikan aturan bahwa nama anak minimal terdiri dari tiga kata.

Pada akhirnya pemberian nama tersebut juga turut menimbulkan sedikit masalah. Pegawai catatan sipil mulai kesulitan menuliskan nama anak. Bayangkan saja, nama anak seperti Muhammad Akhtar Rayyan Izz al Diin atau Fayyadh Labib Ullaya Al-Ghazi, tentunya membutuhkan perhatian saat menuliskannya dalam akta.

Nama-nama tersebut juga terkadang menjadi bahan ejekan teman-teman sang anak. Steve Saputra (35) dan Nofiatun Mariana (28) bercerita bahwa anaknya Keenan Almiqdad Riyandhana Saputra (6) kerap diledek oleh teman-temannya karena namanya yang begitu panjang.

Untungnya Keenan sudah cukup mengerti untuk menjawab ledekan tersebut dengan menjawab, “Nama saya adalah bentuk doa dan harapan dari orangtua saya. Semakin panjang nama, semakin banyak doa (yang ada) di dalamnya.”

Steve menyadari kemungkinan sulitnya nama Keena dieja. Untuk itu, dia selalu berhati-hati menuliskan nama anaknya ketika akan membuat surat atau data yang terkait anaknya. “Belum ada masalah ejaan dari sekolah atau di akta lahir sampai sekarang,” tutur Steve.

“Satu-satunya perbedaan adalah dengan nama panggilan. Sebagian kerabat suka memanggilnya Kenan, sementara teman-teman sekolahnya memanggil dia Kinan," tambah Steve. Demikianlah sepenggal kisah tentang tren nama anak di Indonesia saat ini, seperti dikutip Tribunnews.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com