Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2014, 16:25 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Siapa tak kenal batik? Mengenakan pakaian batik atau kain batik sebagai busana sehari-hari untuk sebagian orang sudah merupakan hal lumrah bagi masyarakat Indonesia. Tak berlebihan untuk mengatakan bahwa batik telah menembus batas kebudayaan dan siap menembus pasar global.

Batik bukanlah masalah tren dan motif. Batik adalah sebuah preferensi pribadi. Setiap orang yang telah mengenal batik memiliki motif pilihannya sendiri untuk dikenakan dengan selera berbusana masing-masing. Para desainer batik pun memiliki ciri khasnya masing-masing dalam menciptakan karya terbaik mereka.

"Sekarang batik sudah lebih dari sebuah budaya. Sekarang menjadi bagian dari gaya hidup dan fashion, kalau kita menentukan batik mana yang lagi tren rasanya tidak seperti itu, memang benar setiap desainer yang mengolah batik punya ciri khas masing-masing yang dikemas dan dipresentasikan pada koleksi musim tersebut," kata Nonita, pemilik Purna Batik, kepada Kompas Female.

Pada masa silam, hampir setiap motif batik yang diciptakan memiliki fungsi dan filosofi tersendiri. Selain itu, orang-orang di masa silam, hanya mengenakan batik pada seremoni khusus dan resmi. Namun, sekarang batasan-batasan itu seperti telah hilang saat ini. Hampir seluruh motif batik dikreasikan menjadi busana yang memiliki ciri khas tersendiri. Alhasil, busana batik pun digemari oleh wanita maupun pria.

"Batik-batik yang klasik punya fungsi sendiri secara seremonial, misalnya batik Truntum itu kan buat dipakai di pelaminan untuk orang tua si mempelai, misalnya begitu. Tapi kalau kita mengacu pada masa sekarang, batik Truntum sudah banyak dibuat, dijahit untuk kemeja laki-laki atau gaun perempuan," ujar Nonita.

Hari ini, 2 Oktober 2014, lima tahun lalu, UNESCO menetapkan batik Indonesia secara keseluruhan teknik, teknologi, dan pengembangan motif serta budaya sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com