Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Media Picu Rasa Iri Antar-sesama Wanita?

Kompas.com - 24/10/2014, 15:45 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com  Memiliki tubuh yang indah, proporsional, dan menawan rasanya merupakan impian hampir sebagian besar wanita. Jadi, jangan heran jika banyak wanita yang kerap iri pada sesamanya yang memiliki tubuh seperti demikian.

Sebenarnya, apa sih alasan rasa iri yang dirasakan wanita terhadap wanita lain? Seorang psikolog, Judy Scheel, PhD, LCSW, mengungkapkan, salah satu faktor yang menyebabkan wanita merasa iri terhadap tubuh wanita lain adalah karena persaingan yang berujung pada kritik. Jika seseorang memiliki bokong besar, tak jarang ia dikritik dan diberikan label kurang sedap didengar. Tentunya, hal yang demikian tak ayal membuat seseorang merasa traumatis dan rendah diri.

"Apa yang terlihat sebagai persaingan lebih disebabkan gempuran budaya dan media tentang bagaimana seharusnya seseorang menampilkan dirinya. Meski demikian, tidak benar juga menyalahkan media. Media menumbuhkan persaingan, tetapi ada faktor lain juga yang memengaruhi," ujar Scheel.

Nah, mengapa kritik kerap muncul? Scheel menjelaskan, tujuan kritik adalah untuk menolak atau mengalahkan orang lain, meski umumnya kritik bersifat subyektif. Lalu, apa yang diperoleh dari mengkritik orang lain? "Barangkali upaya untuk merasa bahwa dirinya lebih baik," sebut Scheel, yang mengarang buku When Food Is Family.

Lalu, seberapa besar pengaruh media dalam menciptakan persaingan antar-wanita? Scheel mengungkapkan, media mengajarkan wanita untuk tidak pernah merasa puas, khususnya dengan tubuhnya. Bagaimana tidak, sejumlah wanita dengan tubuh indah hilir mudik di televisi, tampil dalam majalah, tersebar di internet, dan jenis media lainnya. Kondisi ini, tak pelak, seperti menciptakan standardisasi akan tubuh wanita secara general.

"Jika Anda bahagia, maka Anda telah menang. Keinginan untuk melontarkan kritik menurun karena rasa tak memiliki iri terhadap orang lain atau bagaimana penampilan orang lain Anda anggap kurang. Jika Anda bahagia, maka Anda akan lebih mudah mendoakan agar orang lain bahagia juga," sebut Scheel.

Apabila wanita merasa bahagia dengan bentuk tubuhnya sendiri, maka pengaruh media dapat dimarjinalkan dan hampir menjadi tidak relevan. Sebab, wanita lebih mengetahui dirinya dan tubuhnya sendiri tanpa memedulikan tren bentuk tubuh atau rapuh terkena manipulasi iklan komersial.

"Hasilnya, secara alami wanita akan bersuara lebih baik tentang sesama wanita," imbuh Scheel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com