Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Perancang Busana Indonesia Masih Kalang Saing?

Kompas.com - 27/11/2014, 11:39 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com -- Sungguh sangat disayangkan, ternyata dengan begitu banyak acara mode di Indonesia yang dikemas dalam pergelaran bazaar, pameran, festival, sampai pekan mode, tapi koleksi dan karya perancang lokal masih kalah saing dengan koleksi brand luar negeri.

Di tengah masyarakat Indonesia telah tercipta pemikiran bahwa busana perancang busana memiliki harga sangat mahal, da nada kebanggaan tersendiri untuk mengenakan koleksi dari brand luar negeri.

Hal tersebut di atas menjadi pembicaraaan pada grup diskusi antara sejumlah wartawan gaya hidup, Dina Midiani (Direktur Indonesia Fashion Week), dan Taruna K. Kusmayadi (Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI)), di Restoran Pong Me, Jl. Gunawarman, Jakarta Selatan, Rabu (26/11/2014).

 Pemikiran dan opini yang terlanjur berkembang tersebut, sebenarnya tercipta ketika industri mode tanah air sendiri belum siap untuk go internasional. Alhasil, tanpa kita sadari, industri mode menyambut kedatangan brand mancanegara dengan tangan terbuka. Inilah mengapa banyak sekali produk dalam negeri lebih banyak ditemukan di pusat pebelanjaan dalam kategori pasar, seperti Tanah Abang, Mayestik, dan Mangga Dua. Sementara itu busana dari luar negeri ditawarkan di mal dan butik eksklusif.

"Jangan salah, kalau tidak ada imported brand, kita tidak akan ada kompetitor, tidah tahu tren, dan tidak ada yang memotivasi, tapi memang masuknya brand dari luar negeri ke Indonesia sekarang kian deras,” jelas Taruna.

Dina sendiri mengatakan, Indonesia Fashion Week (IFW) sebagai pekan mode terbesar di Indonesia, nantinya tidak hanya menajdi acara mode “huru-hara” tanpa hasil yang berkelanjutan.

Selain bertujuan membuat masyarakat Indonesia semakin melek trend mode, IFW berusaha mendidik para desainer untuk mengembangkan karyanya ke dalam sektor bisnis, bukan lagi kreativitas semata.

Untuk mencapainya, perlu dukungan agar karya-karya desainer anak bangsa agar dapat diproduksi masal memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Lalu, bantuan penuh dari pengusaha garmen dan pemerintah juga sama pentingnya.  

"Fashion bukan hanya image, tapi juga membangun dari segi bisnis,” ujar Dina.

Selanjutnya, Dina mengingatkan, supaya masyarakat Indonesia lebih bangga mengenakan busana karya desainer lokal. Hal ini bukan sesuatu yang mustahil, mengingat sejauh ini kita sudah cukup sukses menggerakan aksi bangga memakai batik.



Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com