Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Saja Tamu Prioritas untuk Diundang ke Pesta Pernikahan "Private"?

Kompas.com - 01/12/2014, 16:38 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


KOMPAS.com –-Salah satu momen paling dinanti oleh sebagian besar wanita adalah tentu saja perhelatan pernikahan yang menyantukan cinta antara dirinya dan pria terkasih.  

Di Indonesia berbagai gaya dan jenis pesta pernikahan biasanya diselenggarakan berdasarkan kepercayaan agama dan ritual budaya. Alhasil, banyak pesta pernikahan yang berlangsung dengan sejumlah tahapan dan memakan waktu berhari-hari.

Seiring waktu, pilihan pesta pernikahan bergulir lebih praktis dan intim. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh karena benturan dana dan batasan waktu dari kedua mempelai pengantin. Nah, salah satu yang tengah digemari adalah private wedding, atau pesta pernikahan untuk orang-orang terdekat.

Selain tamu undangan yang jumlahnya terbatas, konsep pesta pernikahan untuk kalangan terbatas ini, membebaskan pengantin untuk menerapkan konsep dan dekorasi yang unik sesuai keinginan masing-masing pihak.

Namun, bagi Anda yang datang dari keluarga besar, tentunya pilihan menghelat resepsi pernikahan dengan cakupan undangan terbatas, tentu terasa menyulitkan. Sebab, kebanyakan keluarga Indonesia memiliki jiwa persaudaraan yang tinggi. Jadi, jika ada sanak keluarga yang tidak diundang, bisa panjang urusannya di masa mendatang.

Nah, sebenarnya siapa saja yang sebaiknya diundang dalam pesta pernikahan "private"?

"Untuk prioritas paling utama keluarga dekat, keluarga inti. Kedua, orang-orang yang banyak berinteraksi dengan kalian (calon pengantin). Mereka ini akan mengisi acara pesta pernikahan. Teman-teman dekat, yang setiap hari mereka ketemu, interaksi," kata Billy, Co-Founder, Maestro Wedding Organizer ketika berbincang dengan KompasFemale.

Nah, untuk calon pengantin yang berasal dari keluarga besar, memang mau tidak harus betul-betul membuat skala prioritas soal siapa saja anggota keluarga yang akan diundang.

Menurut Retha, Founder Lollipop Wedding Organizer, batasilah tamu undangan yang berasal dari keluarga hanya sekandung dari ayah dan ibu.

"Misalnya, mamanya pengantin punya 5 saudara, ya yang diundang hanya oom dan tantenya pengantin ini, kalau melebar ke misalnya anaknya tante punya saudara lagi ya tidak usah. Lalu, batasi om dan tante cuma bisa bawa 4 orang, anggaplah anaknya 2," jelas Retha ketika dihubungi KompasFemale.

Kemudian, bagaimana memilih teman yang akan diundang? Retha mengungkapkan, undanglah teman-teman yang benar-benar paling dekat dengan calon pengantin dan masih berkomunikasi secara intens hingga hari ini. Lalu, bagaimana dengan rekan kerja di kantor?

"Kalau teman kantor, ya karena terbatas dengan jumlah undangan, mau tidak mau memilih. Misalnya yang sederajat saja hanya 1 orang yang kita undang kan tidak enak, kalau begitu atasan saja. Kalau misalnya kita di 1 divisi ada 10 orang tapi pengantin hanya main sama 2 atau 3 orang saja, ya mau tidak mau hanya itu yang diundang," imbuh Retha.

Berdasarkan pengalamannya, Billy mengaku ada calon pengantin yang tidak memprioritaskan atasan dan rekan kerja. Penyebabnya, calon pengantin hanya ingin intens ke keluarga dan teman-teman dekat, sehingga hanya pihak-pihak itulah yang menjadi tamu undangan di resepsi pernikahan mereka.

"Kecuali memang di kantor ada satu orang yang mereka sama-sama terus-menerus, tapi kan itu tidak banyak. Mereka memprioritaskan jumlah (undangan) lebih intens ke sanak keluarga dan teman-teman dekat," ungkap Billy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com