Nah, pertanyaannya, apakah media sosial bisa merusak persahabatan yang sesungguhnya?
Menurut Jennifer Golbeck PhD, ilmuwan komputer dan profesor dari University of Maryland, Amerika Serikat, meski berkomunikasi secara online, persahabatan tetaplah persahabatan. Media sosial tidak berpengaruh pada kualitas persahabatan seseorang, justru semestinya makin erat.
Saat ini memang banyak penduduk dunia yang menghabiskan banyak waktu di media sosial. Kalangan muda, kata Golbeck, menggunakan lebih banyak media sosial dibandingkan kalangan usia lainnya.
Namun, kalau Anda perhatikan, saat akhir pekan kafe, pusat pebelanjaan, dan pertunjukan musik masih ramai dikunjungi oleh orang.
"Berarti mitos bahwa kalangan muda meninggalkan interaksi sosial berupa tatap muka ketimbang duduk sendirian di dalam kamar, tenggelam di depan layar komputer adalah salah besar," ujar Golbeck.
Pada dasarnya, hubungan sosial yang erat dibangun dengan beberapa cara, seperti menghabiskan waktu bersama, menceritakan rahasia, saling membantu, dan membagi pengalaman emosional. Nah, interaksi secara online dapat memudahkan waktu untuk berkomunikasi dengan teman, misalnya memberi komentar, memberi "like" dan memberikan saran.
"Media sosial juga adalah cara yang bagus untuk membagi cerita. Dengan kata lain, interaksi melalui media sosial online dapat membantu menguatkan hubungan offline secara aktif dalam banyak cara. Media sosial juga membantu menjaga hubungan yang terpisah jarak," jelas Golbeck.
Kesimpulannya, media sosial memang sangat bermanfaat dalam kehidupan sosial kita. Namun, menjaga hubungan secara langsung juga tidak kalah pentingnya. Jadi, sebaiknya Anda menyeimbangkan penggunaan media sosial dengan bertemu langsung dengan teman-teman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.