Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/12/2014, 16:00 WIB
Kontributor Female, Agustina

Penulis

Sumber TIME

KOMPAS.com – Aturan klasik yang efektif dalam menjaga tubuh anak tetap sehat adalah makan makanan bergizi tiga kali sehari. Namun, sebuah studi menemukan bahwa anak-anak zaman sekarang tak lagi makan tiga kali dalam sehari. Sebaliknya, mereka justru lebih doyan mengudap camilan, ini tentu saja bisa membuat anak-anak menderita obesitas serta serangan jantung di masa mendatang.

Dalam laporan yang ditayangkan pada European Journal of Clinical Nutrition, the International Journal of Obesity, dan European Journal of Nutrition,  seorang pakar gizi, Aino-Maija Eloranta menguraikan hasil penelitian dan temuan mengenai pola makan anak-anak zaman sekarang.

Eloranta yang merupakan kandidat doktor pada Institute of Biomedicine and Physiology di University of Eastern Finland, bersama beberapa rekan peneliti menganalisa kelompok yang terdiri dari 512 anak lelaki dan perempuan pada Physical Activity and Nutrition in Children (PANIC) Study. Usia mereka berkisar enam hingga delapan tahun. Para peneliti memiliki laporan dari para orangtua yang menuliskan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anak selama empat hari. Kemudian, para peneliti pun mengukur indeks massa tubuh, lingkar pinggang, tekanan darah, tingkat kolestrol, glukosa, dan level insulin.

Hasilnya, hanya 45 persen anak lelaki dan 34 persen anak perempuan yang rutin mengonsumsi makanan sehari tiga kali. Sisanya, ditemukan susah makan dan sering melewati waktu makan malam.

“Ini sangat mengejutkan,” ujar Eloranta. “Selain makan malam, waktu makan yang sering dilewati oleh oleh anak-anak, remaja, dan orang dewasa adalah makan pagi” imbuhnya.

Sengaja melewati makan malam berisiko tinggi pada kesehatan anak, menurut Eloranta, ini dikarenakan makan malam memiliki kandungan kalori yang lebih lengkap dengan gizi yang dibutuhkan anak dalam usia tumbuh kembang.

Penelitian juga menemukan anak-anak yang makan tiga kali sehari memiliki lingkar pinggang proporsional dan cenderung kecil, serta risiko menderita obesitas 63 persen lebih kecil dibandingkan anak yang sering melewati waktu makan normal dan mengudap camilan manis tinggi gula.

Dalam penelitian, Eloranta menemukan satu tren positif, yaitu anak-anak umumnya sangat hobi makan siang. Hal ini bisa jadi karena nyaris seluruh sekolah menyediakan makan siang dengan menu sehat dan bergizi.

Nah, bagi Anda para orangtua yang tengah menghadapi persoalan anak sulit makan. Cobalah untuk merangsang nafsu makan anak dengan rutin memberikan suplemen penambah nafsu makan anak yang mengandung vitamin A, D, dan E.

Perlu Anda ketahui bahwa ketiga vitamin tersebut dapat diserap dengan sempurna oleh tubuh. Kemudian, pastikan juga suplemen pilihan Anda tidak mengandung bahwa pewarna buatan dan bebas alkohol serta aman untuk dikonsumsi si kecil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com