Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Orang Dewasa, Sulit Tidur juga Bisa Dialami Bayi

Kompas.com - 10/01/2015, 21:01 WIB
Kontributor Female, Agustina

Penulis

Sumber babycentre

KOMPAS.com – Tak dimungkiri bahwa ketimbang anak balita, waktu tidur bayi terbilang lebih banyak dan lama. Namun, bukan berarti bayi tidak memiliki gangguan tidur. Sebab, menurut uraian berikut ini, perubahan yang terjadi seiring perkembangan tubuh bayi bisa membuat bayi susah terlelap dan tidak nyaman.

Salah satu teori umum yang dipercaya para ibu adalah bayi berusia enam hingga tujuh bulan merasakan kecemasan dan menangis saat ditinggalkan oleh ibu atau pengasuhnya. Namun, ternyata menurut penelitian medis yang dirilis Baby Centre, mengatakan bahwa sebenarnya saat bayi berusia 12 hingga 18 bulanlah bisa merasakan kecemasan tersebut.

Sebab, saat mencapai usia itu, bayi sudah bisa merasakan dan merindukan hubungan serta komunikasi bayi dengan orang sekitarnya, terutama ibu. Alhasil, saat ibu menjauh darinya, bayi akan langsung menangis, cemas, dan akhirnya mengalami gangguan tidur. Kemudian, penelitian tersebut mengatakan, bayi yang mengalami kondisi demikian umumnya memiliki ibu yang bekerja.

Solusi untuk memperbaikinya adalah saat malam hari, ibu lebih banyak menghabiskan waktu bersama bayi. Lalu, saat waktu tidur, biasakan untuk selalu berada di dekat bayi hingga dirinya jatuh tertidur.

Selanjutnya, fase tumbuh gigi juga merupakan penyebab bayi susah tidur. Sebab, dorongan gigi yang merobek gusi menimbulkan rasa nyeri dan menyebabkan bayi lebih banyak menangis hingga tidak bisa tidur.

Perubahan jenis makanan juga diklaim sebagai penyebab bayi tidak bisa tidur. Terutama ketika berada pada peralihan antara makanan lunak menjadi padat. Namun, tidak semua bayi mengalami kondisi ini.

Untuk menghindari bayi susah tidur, para ibu sebaiknya menciptakan kondisi dan situasi yang nyaman bagi si kecil. Sebab, ketika waktu tidur bayi berkurang bisa mengakibatkan serangkaian penyakit dan keluhan yang berisiko tinggi terhadap perkembangan motoriknya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com