Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Mengapa Kata Pertama yang Diucapkan Bayi adalah “Mama” dan “Papa”?

Kompas.com - 16/01/2015, 08:00 WIB
Kontributor Female, Agustina

Penulis


KOMPAS.com –
Orangtua mana yang tidak bahagia saat mendengar anak bayi mereka akhirnya bisa memanggil mama dan papa? Ternyata, ada alasan ilmiah di balik kemampuan bicara bayi di fase awal ini.

Mungkin kita berpikir, bayi lebih lancar mengucapkan kata “Mama” dan “Papa” dikarenakan orangtua merupakan sosok paling dekat dan paling sering berada di sekitar bayi. Ternyata, pemikiran tersebut keliru. Berikut uraiannya.

Para peneliti mempelajari perkembangan otak 22 bayi yang baru lahir dan berusia dua hingga tiga hari. Dalam sebuah ruangan, mereka diperdengarkan sejumlah kata-kata rekayasa. Beberapa memiliki kata yang berima, seperti “Mubaba” dan “Penana”. Lalu, mereka juga diperdengarkan kata-kata yang tidak berima, seperti “Mubage” dan “Penaku”.

Hasilnya, saat kata-kata berima diperdengarkan, akvitias otak bayi mengalami meningkatkan di area  temporal dan bagian kiri depan. Namun, kondisi tersebut tidak terjadi saat kata-kata tidak berima diperdengarkan.  

Salah satu peniliti, Judit Gervain, yang berasal dari University of British Colombia, menganjurkan metode yang mengatakan bahwa kata berima dan berulang lebih mudah diingat oleh bayi dibandingkan kata-kata kompleks. Selain itu, berdasarkan aktivitas otak yang berhasil didokumentasikan, kata-kata berima membuat bayi merasa senang seperti sedang diajak bermain-main.

“Mungkin secara tidak langsung, temuan ini menjawab mengapa panggilan orangtua di beberapa negara menggunakan dua kata yang berulang-ulang atau setidaknya berirama. Orang Italia menggunakan ‘Papa’ untuk ayah, dan orang Hungaria menyebut kakek dengan nama ‘Tata’, dua panggilan itu adalah contohnya,” ujar Gervain.

“Pusat bahasa dalam otak pada mereka yang non-kidal berlokasi di otak bagian kiri,” pungkasnya.

“Ini sangat konsisten dengan hasil penemuan kami bahwa bayi yang baru lahir memiliki kemampuan untuk memungkinkan mereka melihat dan belajar bahasa ibu secara sistematis dan efisien,” imbuhnya sebagai penutup pada paparan hasil studi yang dilansir oleh The Journal Proceedings of the National Academy of Sciences.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com