Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/02/2015, 15:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

KOMPAS.com - Saat Anda merapikan rambut, adakah rambut  rontok yang tertinggal di sisir? Masalah rambut rontok memang menjadi masalah yang membuat banyak orang mulai berpikiran kalau hal tersebut merupakan awal kebotakan.

Tidak sedikit wanita yang mengalami masalah rambut rontok. Namun, seberapa banyak kerontokan rambut yang masih dapat dikatakan normal?

"Kerontokan rambut pada wanita dalam tingkat tertentu adalah hal yang normal. Rata-rata jumlah rambut rontok pada wanita  berkisar antara 50 hingga 100 helai rambut per hari, bahkan dalam kasus tertentu bisa mencapai 150 helai," kata dokter spesialis perbaikan rambut Dr. James C Marotta, seperti dikutip dari Daily Makeover.

Jika Anda cemas dengan banyaknya rambut Anda yang rontok dan tersisa pada sisir, Dr. Marotta memberikan beberapa tip sederhana yang Anda bisa lakukan. 

Ambillah sekitar 60 helai rambut Anda. Peganglah rambut itu dari pangkal hingga ujungnya. "Biasanya lima sampai delapan helai rambut akan tertinggal di jemari Anda. Hal ini terbilang normal. Kalau yang tertinggal mencapai 15 helai, berarti tingkat kerontokan rambut Anda lebih dari yang seharusnya," ujar Dr. Marotta.


Dr. Marotta menjelaskan, 90 persen rambut Anda berada fase tumbuh dan 10 persen sisanya berada di fase "istirahat". Sepuluh persen rambut inilah yang akan rontok dan memberi ruang baru bagi rambut yang akan tumbuh dalam periode tertentu.

"Jika Anda kehilangan 15 helai rambut setelah mencoba proses menarik
rambut seperti tadi, berarti lebih dari 10 persen rambut Anda berada pada
fase 'istirahat'. Ada baiknya pada kondisi ini Anda berkonsultasi dengan
ahlinya," jelas Dr. Marotta.

Lalu, apa sebenarnya penyebab rambut rontok yang kadang berlebihan? Dr. Marotta menjabarkan kalau penyebabnya bisa karena stres atau kekurangan vitamin. Sehingga, saat mengalami masalah rambut rontok, sebaiknya Anda menilik gaya hidup Anda.

"Rambut rontok bisa juga disebabkan faktor hormonal, imunologikal, dan faktor infeksi. Jika Anda berkonsultasi dengan dokter, mereka bisa memberikan perawatan dan  solusi untuk menangani kasus ini," sebut Dr. Marotta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com