Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/02/2015, 12:00 WIB
Kontributor Female, Agustina

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com — Empat bulan silam, kehadiran bayi bernama Myla Lawrie disambut hamparan balon, pita cantik, kartu ucapan, hadiah lucu, dan semuanya berwarna merah muda. Hiruk-pikuk ini terjadi karena Myla merupakan keturunan perempuan pertama setelah 200 tahun di keluarga Lawrie yang berasal dari Inggris.

Seperti dikutip Daily Mail, kali terakhir keluarga Lawrie tercatat memiliki keturunan perempuan adalah pada 1809. Jadi, tak berlebihan rasanya jika kehadiran Myla disambut gempita oleh kedua orangtuanya, Hannah (26) dan Mark (33).

"Saat Mark dan saya bertemu lalu berkencan, dia mengatakan bahwa semua anggota keluarganya, selama lima generasi, selalu melahirkan anak lelaki," kata Hannah.

"Dia seperti memperingatkan kepada saya bahwa kemungkinan untuk memiliki anak perempuan sangat minim," imbuhnya.

Hal tersebut terbukti dengan kelahiran anak pertama mereka pada 2012, Mason (3). Lalu, hubungan terdahulu Mark juga menghasilkan dua anak lelaki, Ben (10) dan Zac (7).  Tak bisa dipungkiri bahwa akhirnya Hannah berpikir bahwa kondisi ini bisa jadi genetis. Maksudnya, seluruh keluarga Mark memproduksi sperma untuk keturunan laki-laki saja.

Sebagai seorang bidan, Hannah pun menanyakan kondisi keluarga suaminya tersebut kepada ginekolog dan pakar lainnya. Mereka mengatakan bahwa saat wanita mengandung, kemungkinan dia melahirkan bayi perempuan atau bayi lelaki adalah 50-50.

Hannah juga membaca bahwa mayoritas jenis kelamin pada sebuah keluarga memiliki pengaruh besar pada keturunan berikutnya. Jadi, jika satu keluarga memiliki banyak anggota pria, kemungkinan besar akan terus memproduksi bayi laki-laki. Sebaliknya, keluarga dengan anggota keluarga mayoritas perempuan akan memproduksi lebih banyak perempuan.

Tidak patah arang, Hannah yang sangat menginginkan bayi perempuan terus berupaya mencari cara untuk melahirkan anak perempuan. Akhirnya, dia pun menemukan Shettles Method yang dikembangkan oleh dokter di Amerika Serikat.

Metode ini menggunakan pengaturan waktu pembuahan untuk menentukan jenis kelamin bayi sesuai harapan orangtua. Setelah rutin menerapkan instruksi dan teori yang ditentukan, akhirnya Hannah pun dinyatakan hamil. Kendati demikian, sang dokter mengatakan bahwa bayi dalam kandungannya adalah laki-laki.

Namun, sebuah keajaiban terjadi saat kandungan menginjak usia ke-20. Saat melakukan pemeriksaan rutin melalui USG, sang dokter memastikan bahwa janin berjenis kelamin perempuan.

Kehadiran Myla memberikan kebahagiaan yang tak terkira pada ketiga kakak lelakinya. Hannah bercerita bahwa Mason merupakan penjaga dan pelindung terbaik untuk Myla. "Kalau ada yang menggendong adik perempuannya, Myla, dia akan langsung meminta orang itu untuk meletakkannya kembali," ujar Hannah.

Mark sendiri tidak bisa menutupi rasa bahagia sekaligus rasa haru yang bercampur jadi satu.

"Saat tahu bayiku perempuan, Mark langsung menangis dan menyebutkan ini adalah hadiah untuk ayahnya yang wafat sebelum saya hamil. Mertua saya sangat menginginkan cucu perempuan," kata Hannah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com