Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/02/2015, 15:00 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com  - Kulit yang sehat tentunya sangat penting bagi seorang perempuan. Kurangnya perlindungan pada kulit juga berpengaruh untuk kesehatan kulit di masa mendatang. Menurut American Cancer Society, lebih dari 3.5 juta orang didiagnosa menderita kanker kulit setiap tahun. Salah satu penyebab yang paling mudah ditemui adalah karena kurangnya perlindungan pada kulit. Salah satu perawatan yang bisa dilakukan adalah pemakaian tabir surya khususnya untuk Anda yang bermukim di daerah tropis.

Untuk itu, ada baiknya Anda memahami pemakaian tabir surya yang baik, serta menepis mitor kabar seputar krim pelindung kulit ini. Apa saja mitos yang beredar?


1. Krim tabir surya menyebabkan kanker.
Mitos ini dibantah dengan penelitian yang dilakukan Cite a Study. Tim Cite a Study meneliti tabir surya dan paparan sinar matahari terhadap 1500 orang selama dua tahun. Hasilnya orang yang tidak menggunakan tabir surya malah dapat dengan mudah tumbuh melanoma (tumor kulit). Centers for Disease Control (CFDC) merekomendasikan tabir surya SPF 15 sebagai minimal SPF yang harusnya digunakan.

2. Semakin tinggi SPF, semakin tinggi proteksi.
Menurut Dr. David E. Bank, ahli dermatologi dan pendiri dari The Center for Dermatology, Cosmetic, and Laser Surgery di Mount Kisco New York, SPF 45 melindungi kulit hampir 98% dari paparan sinar matahari. Jadi jika anda menggunakan tabir surya SPF 100 juga tidak ada bedanya dengan SPF 45. Menurut Dr. Bank, yang paling ideal adalah menggunakan krim tabir surya SPF 30 dengan perlindungan UVA dan UVB.

3. Semua tipe tabir surya sama saja.
Ternyata bentuk tabir surya yang paling ampuh adalah jenis lotion. Menurut Dr. Purvisha Patel, pemilik dan ahli dermatologi dari Advanced Dermatology and Smin Cancer Associates, di Memphis Tennessee, tabir surya yang bebentuk spray dan roll-on tidak terdistribusi dengan baik di kulit. Tabir surya berebentuk spray juga berbahaya bagi anak-anak, karena kebanyakan kulit anak-anak sensitif dengan aerosol.

4. Kadungan tabir surya yang terkandung pada riasan wajah, sudah cukup.
Kandungan dalam alas bedak atau bedak pada riasan wajah tidaklah cukup untuk melindungi kulit wajah. menurut Dr. Banks, kandungan tabir surya pada alat make up hanya ada pada jumlah yang sangat kecil. "Lagipula tujuan utama make up bukanlah melindungi Anda dari matahari," tambah Dr. Bank. Saran dari Dr. Bank, gunakanlah krim pelembap (mouiturizer), lalu tabir surya bebas minyak, kemudian baru gunakan riasan wajah Anda.

5. Hanya mengaplikasikan tabir surya satu kali.
Bahkan tabir surya yang anti air, perlu diaplikasikan setiap 2 jam sekali agar lebih efektif. Menurut Dr. Patel, cuaca yang mendung dan berawan-pun ternyata memiliki paparan sinar matahari yang berbahaya. "Tidak peduli panas atau mendung, gunakanlah tabir surya ketika meninggalkan rumah," ujar Dr. Patel.

6. Kulit gelap tidak memerlukan tabir surya.
"Semua kulit berpotensi terbakar dan punya peluang yang sama dengan bahaya kanker kulit juga penuaan." Dr. Patel juga menjelaskan, meskipun kulit gelap memiliki lebih banyak melanin sehingga kulit lebih sulit terbakar, tetapi jenis kulit ini tidak memiliki imun dari bahaya sinar matahari.

7. Tabir surya menghalangi vitamin D dari sinar matahari.
Menggunakan tabir surya yang benar adalah 20 menit sebelum keluar rumah atau terkena paparan sinar matahari. Ini berfungsi agar kandungan tabir surya dapat menetralkan sinar matahari dan menyerap vitamin D. Tetapi ada cara terbaik untuk mendapatkan vitamin D, yakni dengan mengonsumsi makanan yang mengandung Vitamin D seperti susu, telur, atau ikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com