Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2015, 15:06 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Tingkat Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Indonesia masih sangat tinggi hingga kini. Berdasarkan data dari Komisi Nasional (Komnas) Perempuan Republik Indonesia, jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Indonesia mengalami peningkatan dari 279.688 kasus pada tahun 2013 menjadi 293.220 kasus pada tahun 2014.

Menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Yohana Susana, Yembise, angka KDRT tertinggi di Indonesia terjadi di kawasan Papua. Yohana mengakui, KDRT di kawasan paling timur Indonesia tersebut sulit untuk diredam karena ada beberapa pemicu yang memang sudah begitu mengakar di masyarakat.

"Pemicunya pertama adalah budaya patriarki. The power of man masih ada di Papua. Pemicu kedua adalah miras (minuman keras). Bapak-bapak kita di Papua suka banyak minum," kata Yohana, kala memberikan sambutan pada acara Citi Indonesia Women Council: Hari Perempuan Sedunia "Stand Up Like a Woman" di Plaza Bapindo, Selasa (17/3/2015).

Lebih lanjut, Yohana menyebutkan fakta bahwa kaum pria di Papua yang begitu gemar mengonsumsi miras, merupakan sebuah kenyataan yang dilaporkan oleh kaum ibu Papua. Sebagai perempuan yang berasal dari Papua pun Yohana begitu memahaminya.

Seperti kita ketahui bahwa konsumsi miras berlebihan membuat sifat seseorang menjadi impulsif dan memicu kekerasan terhadap perempuan.

Pemicu tingginya KDRT selanjutnya adalah jumlah pengiriman perempuan muda dari kawasan Sulawesi Utara ke tanah Papua. Menurut Yohana, hadirnya para perempuan muda tersebut membuat para pria di Papua memiliki perempuan simpanan padahal sudah menikah. Oleh karena itu, Yohana menyatakan dirinya dan jajarannya akan segera melakukan tindakan.

"Saya mau ke Sulawesi Utara untuk mendekati pihak gereka dan pemerintah untuk stop mengirim gadis-gadis usia muda ke Papua. Saya juga akan kerjasama dengan lembaga perempuan," papar perempuan Papua pertama yang menjadi guru besar ini.

Namun demikian, Yohana mengakui perhatiannya pada kekerasan terhadap perempuan ini tidak hanya tercurah pada kaum perempuan di Papua saja. Wilayah-wilayah lain di Indonesia pun, ujarnya, berteriak untuk diperhatikan lantaran para perempuannya pun mengalami kekerasan dalam rumah tangga.

"Perempuan di Aceh pun minta saya datang. Saya akan pergi kesana dan mendengar langsung dari perempuan di sana," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com